resensi buku ini dimuat di Jurnal Nasional, Minggu 19 September 2010
Judul buku : Moribito, Guardian of the Spirit
Pengarang : Nahoko Uehashi
Penerbit : Matahati, Jakarta
Cetakan : Pertama, November 2009
Tebal buku : 349 halaman
HIDUP memang penuh misteri. Apa yang akan terjadi besok, sungguh tidak bisa diduga. Roda kehidupan terus berputar membawa perubahan nasib pada setiap manusia. Himpitan Ujian dan cobaan, tak dapat disangkal, selalu mewarnai kehidupan manusia, dan menggelindingkannya dari satu babak --kehidupan-- ke babak selanjutnya. Tidak salah, jika nasib seseorang bisa berubah tiba-tiba. Bisa jadi seseorang yang tadinya hidup dalam kemuliaan, tapi putaran nasib kemudian menyeretnya pada kehidupan yang penuh liku dan petualangan.
Demikianlah yang terjadi pada Chagum, seorang pangeran kecil berusia 11 tahun dari kerajaan New Yogo. Dalam semalam, perputaran nasib membawa perubahan yang drastis dalam hidupnya --dari pangeran menjadi rakyat jelata. Tak hanya itu, ia bahkan diburu untuk dibunuh --hanya karena ia terpilih jadi sang Moribito, penjaga Nyuga Ro Im (roh air). Padahal, pilihan itu tidak pernah dimintanya.
Sebagai seorang Moribito, dalam diri Chagum, tumbuh sebutir telur (gaib) Nyuga Ro Iim (roh air). Telur itu harus dia jaga --dari Rarunga, makhluk mengerikan pemakan telur dari alam Nayugu (gaib)— hingga menetas. Jika Chagum tak berhasil, alih-alih dia bisa selamat, kekeringan yang dahsyat pun akan melanda. Bukan hanya itu, keselamatan Chagum sendiri terancam oleh para pemburu suruhan sang Mikado, raja kerajaan New Yogo --yang tak lain adalah ayahnya sendiri-- demi kepentingan politis.
Dua kali Chagum mengalami percobaan pembunuhan -yang terkesan kecelakaan. Pembunuhan pertama, saat Chagum mandi di pemandian air panas. Sebuah batu besar dijatuhkan tapi tak mengenai Chagum. Pembunuhan kedua saat iring-iringan kekaisaran Chagum melewati jembatan Yamakage -jembatan untuk para bangsawan. Kerbau yang menarik keretanya dipanah hingga menjadi gila. Tubuh Chagum terlempar ke sungai. Untunglah Balsa, ahli tombak –seorang pengelana berusia 30 tahun- dari Kanbal sedang melintasi jembatan gantung (yang diperuntukkan untuk rakyat jelata) menyelamatkan Chagum.
Tetapi aksi penyelamatan itu ternyata membawa perubahan nasib mengejutkan bagi Balsa dan Chagum. Balsa -mau tak mau- harus menerima permintaan permaisuri kedua, ibu Chagum untuk jadi pengawal Chagum bahkan membawa Chagum kabur dari istana Ninomiya (tempat tinggal Chagum) agar selamat.
Setelah pergi dari istana, Chagum mengalami perubahan nasib yang drastis -dari seorang pangeran menjadi rakyat jelata. Ia mengembara bersama Balsa –dan ditemani Tanda, seorang penyembuh yang telah menjadi teman Balsa sejak kecil. Mereka bertiga pun mengalami petualangan menegangkan. Awalnya, Chagum yang manja dan angkuh, tak bisa menerima kenyataan itu. Ia yang terbiasa hidup enak, bahkan dipercaya sebagai keturunan Dewa, harus hidup menderita jadi rakyat jelata. Apalagi, rentetan peristiwa gaib yang terjadi pada dirinya -akibat pertumbuhan telur Nyuga Ro Im yang bersarang dalam tubuhnya- kerapkali membuatnya marah. Tak salah, ia kerap bertanya: mengapa dirinya yang tidak bersalah harus mengalami semua itu?
Tapi berkat bimbingan Balsa yang waktu kecil juga pernah mengalami perubahan nasib yang drastis seperti Chagum, Chagum bisa mengatasi kemarahannya. Ia kemudian tumbuh menjadi anak yang kuat, berani, jujur, dewasa dan penyayang.
Novel “epik fantasi Jepang” karya Nahako Uehashi -yang telah berhasil meraih penghargaan Bachelder Award 2009- ini mengangkat kisah dua dunia yang tersembunyi dari dunia lain. Nama karakter dan tempat, memang murni imajinasi. Tapi, cerita yang ada di novel ini dipengaruhi oleh budaya dan gaya hidup tempat kelahiran pengarang.
Saat ini, serial Moribito -yang secara keseluruhan ada 10 kisah- yang dimulai dari novel ini tak hanya berhasil merebut hati anak-anak dan orang tua di Jepang, melainkan sudah menyeberang ke Amerika, Italia, Taiwan dan Indonesia. Bahkan sudah dijadikan serial manga dan serial TV animasi. Hal itu karena novel karya pengarang yang tinggal di Chiba ini penuh daya pikat, sarat dengan kasih sayang, keberanian, kepahlawanan dan kebijaksanaan. Rangkaian kisahnya yang estetis tersaji dengan memikat sejak halaman pertama. Misteri yang disajikannya membuat pembaca semakin penasaran untuk terus membaca hingga halaman akhir.
Tak heran, jika novel ini sangat disukai para pembaca dari segala umur. ***
Demikianlah yang terjadi pada Chagum, seorang pangeran kecil berusia 11 tahun dari kerajaan New Yogo. Dalam semalam, perputaran nasib membawa perubahan yang drastis dalam hidupnya --dari pangeran menjadi rakyat jelata. Tak hanya itu, ia bahkan diburu untuk dibunuh --hanya karena ia terpilih jadi sang Moribito, penjaga Nyuga Ro Im (roh air). Padahal, pilihan itu tidak pernah dimintanya.
Sebagai seorang Moribito, dalam diri Chagum, tumbuh sebutir telur (gaib) Nyuga Ro Iim (roh air). Telur itu harus dia jaga --dari Rarunga, makhluk mengerikan pemakan telur dari alam Nayugu (gaib)— hingga menetas. Jika Chagum tak berhasil, alih-alih dia bisa selamat, kekeringan yang dahsyat pun akan melanda. Bukan hanya itu, keselamatan Chagum sendiri terancam oleh para pemburu suruhan sang Mikado, raja kerajaan New Yogo --yang tak lain adalah ayahnya sendiri-- demi kepentingan politis.
Dua kali Chagum mengalami percobaan pembunuhan -yang terkesan kecelakaan. Pembunuhan pertama, saat Chagum mandi di pemandian air panas. Sebuah batu besar dijatuhkan tapi tak mengenai Chagum. Pembunuhan kedua saat iring-iringan kekaisaran Chagum melewati jembatan Yamakage -jembatan untuk para bangsawan. Kerbau yang menarik keretanya dipanah hingga menjadi gila. Tubuh Chagum terlempar ke sungai. Untunglah Balsa, ahli tombak –seorang pengelana berusia 30 tahun- dari Kanbal sedang melintasi jembatan gantung (yang diperuntukkan untuk rakyat jelata) menyelamatkan Chagum.
Tetapi aksi penyelamatan itu ternyata membawa perubahan nasib mengejutkan bagi Balsa dan Chagum. Balsa -mau tak mau- harus menerima permintaan permaisuri kedua, ibu Chagum untuk jadi pengawal Chagum bahkan membawa Chagum kabur dari istana Ninomiya (tempat tinggal Chagum) agar selamat.
Setelah pergi dari istana, Chagum mengalami perubahan nasib yang drastis -dari seorang pangeran menjadi rakyat jelata. Ia mengembara bersama Balsa –dan ditemani Tanda, seorang penyembuh yang telah menjadi teman Balsa sejak kecil. Mereka bertiga pun mengalami petualangan menegangkan. Awalnya, Chagum yang manja dan angkuh, tak bisa menerima kenyataan itu. Ia yang terbiasa hidup enak, bahkan dipercaya sebagai keturunan Dewa, harus hidup menderita jadi rakyat jelata. Apalagi, rentetan peristiwa gaib yang terjadi pada dirinya -akibat pertumbuhan telur Nyuga Ro Im yang bersarang dalam tubuhnya- kerapkali membuatnya marah. Tak salah, ia kerap bertanya: mengapa dirinya yang tidak bersalah harus mengalami semua itu?
Tapi berkat bimbingan Balsa yang waktu kecil juga pernah mengalami perubahan nasib yang drastis seperti Chagum, Chagum bisa mengatasi kemarahannya. Ia kemudian tumbuh menjadi anak yang kuat, berani, jujur, dewasa dan penyayang.
Novel “epik fantasi Jepang” karya Nahako Uehashi -yang telah berhasil meraih penghargaan Bachelder Award 2009- ini mengangkat kisah dua dunia yang tersembunyi dari dunia lain. Nama karakter dan tempat, memang murni imajinasi. Tapi, cerita yang ada di novel ini dipengaruhi oleh budaya dan gaya hidup tempat kelahiran pengarang.
Saat ini, serial Moribito -yang secara keseluruhan ada 10 kisah- yang dimulai dari novel ini tak hanya berhasil merebut hati anak-anak dan orang tua di Jepang, melainkan sudah menyeberang ke Amerika, Italia, Taiwan dan Indonesia. Bahkan sudah dijadikan serial manga dan serial TV animasi. Hal itu karena novel karya pengarang yang tinggal di Chiba ini penuh daya pikat, sarat dengan kasih sayang, keberanian, kepahlawanan dan kebijaksanaan. Rangkaian kisahnya yang estetis tersaji dengan memikat sejak halaman pertama. Misteri yang disajikannya membuat pembaca semakin penasaran untuk terus membaca hingga halaman akhir.
Tak heran, jika novel ini sangat disukai para pembaca dari segala umur. ***
1 komentar:
hem kenapa meresensi buku terus neh heheh
Posting Komentar