Sabtu, 05 November 2011

Menyingkap Tabir Reinkarnasi


-->resensi buku ini dimuat di Harian Pelita, Sabtu 5 November 2011


Judul buku : Silver Phoenix
Penulis : Cindy Pon
Penerjemah : Maria Lubis
Penerbit : Mahda Books, Jakarta
Cetakan : Pertama, Desember 2009
Tebal buku : 392 halaman
Harga : Rp. 57.800,-


Tak mudah menulis karya perdana yang langsung bisa memukau. Apalagi, tanpa ditunjang pengalaman sebelumnya. Tapi sebagai penulis debutan, Cindy Pon, pengarang kelahiran Taipei yang kini menetap di San Diego, California ini termasuk perkecualian. Novel Silver Phoenix, debut (awal) yang Cindy garap ternyata cukup menawan. Cindy mampu menghadirkan kisah yang mengalir, karakter yang kuat dan bahasa yang liris. Tak salah, majalah Booklist menetapkan Silver Phoenix sebagai salah satu novel dari sepuluh novel fantasi paling top.


Novel ini mengisahkan tentang perempuan pemberani (bernama Ai Ling) yang melanggar adat dan tradisi --demi memenuhi jalan hidupnya. Tepat di hari pertunangan yang sudah direncanakan, Ai Ling harus menelan pil pahit. Ai Ling ditolak dan peristiwa itu membuat ia menanggung malu. Tapi, di acara penting itu, ia menyadari ada kekuatan yang tiba-tiba ia miliki. Uniknya, dengan kekuatan itu ia bisa merasuk dalam jiwa (orang lain), mendengarkan pikiran dan melihat impian orang lain.

Pertunangan itu, mungkin bisa disebut petaka sekaligus awal dari munculnya kekuatan dahsyat yang bersemayam dalam dirinya. Pasalnya, Silver Phoenix dan segala kekuatan dahsyat bereinkarnasi ke tubuh Ai Ling. Maka, ia pun harus menjalani takdir kehidupan lampau-nya (dua abad yang lalu) untuk menumpas Zhong Ye, sang pencuri jiwa.

Tidak ada manusia yang abadi. Tetapi, Zong Ye mampu bertahan hidup lantaran menyerap jiwa orang lain, menjaga mereka agar terikat padanya, agar mereka tidak bisa benar-benar mati dan bereinkarnasi. Ratusan jiwa dijadikan tahanan, direnggut paksa dari siklus kehidupan. Akibatnya, mereka tak bisa terlahir kembali dan memenuhi takdir di kehidupan selanjutnya. Kelahiran tak sebanding dengan kematian. Maka, banyak bayi yang terlahir tanpa jiwa.

Zong Ye yang telah berumur lebih dari tiga abad, ternyata jatuh cinta pada Silver Phoenix, tetapi gagal menikahinya. Meski begitu, Zhong Ye tetap menyimpan perasaan cinta itu dan kemudian menginginkan Ai Ling untuk menjadi istrinya. Demi tujuan itu, Zhong Ye menahan ayah Ai Ling. Tujuannya, tak lain untuk menjadikan ayahnya sebagai umpan agar Ai Ling datang.

Ai Ling pun melakukan perjalanan melintasi kerajaan Xia menuju Istana Mimpi-mimpi Harum untuk menyelamatkan ayahnya. Beragam rintangan menghadang Ai Ling. Ia harus berjuang melawan makhluk-makhluk jahat dan mengerikan --yang selama ini hanya ia anggap sebagai mitos-- yang mengincar nyawanya. Namun, rintangan itu tidak Ai Ling hadapi sendirian. Dalam perjalanannya itu, Ai Ling bertemu Chen Yong (seorang pemuda berdarah campuran yang sedang berusaha menyingkap identitas dari orang tua kandungnya) dan Li Rong (adik angkat Chen Yong, seorang pemuda jenaka). Ketiganya, menempuh perjalanan berliku dan bahkan mengalami sejumlah petualangan seru yang mempertaruhkan nyawa.

Apakah Ai Ling berhasil menumpas Zhong Ye dan bisa membebaskan jiwa-jiwa yang ditahan Zhong Ye serta menyelamatkan ayahnya? Jawaban dari semua itu diceritakan dengan jalinan kisah yang mendebarkan oleh Cindy Pon dalam novel Silver Phoenix ini. Sayang, ending yang dirumuskan Cindy menjadikan cerita menggantung. Mungkin, itu diciptakan Cindy untuk menjadikan sekuel.

Novel bergenre Adventure-fantasy karya pengarang yang meraih gelar master dari New York University ini, ditulis dengan setting budaya Cina zaman lampau. Dengan didukung riset dan referensi dua buku penting yakni berjudul Kamar-Kamar Dalam: Pernikahan dan Kehidupan para Perempuan Cina dalam Periode Sung, oleh Patricia Buckley Erbey dan Hewan-Hewan Mitologi Cina: Makhluk-makhluk Ganjil dalam Perjalanan Menembus Pegunungan dan Lautan yang disunting dan diterjemahkan oleh Richarcd E. Strassberg sehingga menjadikan novel ini kental dengan tradisi dan mitologi Cina.

1 komentar:

Sopandi Al Kautsar mengatakan...

interesting, jadi ingat sabda kanjeng rasulullah SAW "tuntutlah ilmu sampai ke negri cina" Wallahu'alam.