Rabu, 25 Februari 2009

Nasseni el Donya


Nasseni el Donya, tidak tahu kenapa saya suka lagu ini. Padahal saya tidak tahu liriknya, juga tidak paham artinya, hanya saja lagu ini terdengar begitu sedih.

Saking sukanya saya pada lagu yang dinyanyikan oleh Ragheb Allama ini, saya bisa memutarnya berulang-ulang, bahkan semalaman. Kemudian sayapun hanyut dan larut di dalamnya (dalam kesedihan he..he...) dan terkadang sayapun ikut melantunkannya dengan lirik "ngasal" ciptaan saya sendiri he..he...

Akan tetapi malam ini saya mencoba bertanya kepada ustadz saya tentang lagu ini dan alhamdulillah.. ternyata beliau tahu. So sekarang sayapun jadi tahu liriknya dan sedikit mengerti artinya. Ya, terima kasih sedalam-dalamnya saya haturkan kepada beliau: ustadz Google he..he..

Selanjutnya, saya ingin mempersembahkan lagu ini untuk anda. Ya...siapa tahu anda juga menyukainya. Ya, inilah lirik lagu beserta terjemahannya. Sedang lagunya, bisa anda dengar di akhir tulisan saya ini.

Nasseni el Donya (Let Me Forget the World)

Nasseni el donya,
nasseni el 3alam,
dawibny habeeby
iw sibni a2olak ahla kalam.


(Let me forget the world,
let me forget the land,
melt me my darling
and let me tell you the sweetest talk).

Law aliff el donya
law aliff el 3alam,
mosh momkain zayi
gharamak inta alaa2y gharam.

(If I go around the world,
if I go around the land,
it is impossible
to find love like yours).

Law 2aolak inni bahebak,
el hobbi ishwaya 3alaik.
Law sanya ana bab3aid 3annak
barga3 moshta2 li 3anaik.
Dhomni khaleek wayaya
dawibny we doob fi hawaya
ta3ala in3eash agmal ayaam.


(If I tell you I love you,
love is too little.
If I am away from you one second,
I return with desire to your eyes.
Embrace me and be with me,
melt me and melt in my love.
Come and let us live beautiful days).

Kan agmal yoam fi hayaty,
yoam ma 2abaltak ya hayati
ma i2dirtish at-hammel
min ghair ma afakkar lahza la2aitni badoob fi hawak.
khadtiny min kolli elnaas
3isht fi ajmal ehsaas,
we inseet ya habiby eldonya ma3ak

Aaaaah....

(It was the most beautiful day of my life
when I met you o' my life.
I could not bare without thinking for a moment
that I found myself melting in your love.
You took me from everyone,
I lived in a beautiful feeling
and forgot my darling the globe with you).

Ana shaylak gowa i3nayya
we il donya di shahda 3alayya.
Ana ganbak wi bahebak
mosh momkain a2dar ana ya habiby fi yoam ansaak.
Batmana el 3omr iytool
wafdhal ahebak 3ala tool
dana yaama helimt akoon wayak.


(I carry you inside my eyes and the world witnesses me.
I am beside you and love you
and I can not o' my darling forget you.
I wish life to get long
and I remain in love with you for ever.
I always dreamt to be with you).

Law 2aolak inni bahebak,
el hobbi ishwaya 3alaik.
Law sanya ana bab3aid 3annak
barga3 moshta2 li 3anaik.
Dhomni khaleek wayaya
dawibny we doob fi hawaya
ta3ala in3eash agmal ayaam.


(If I tell you I love you,
love is too little.
If I am away from you one second,
I return with desire to your eyes.
Embrace me and be with me,
melt me and melt in my love.
Come and let us live beautiful days).

Dan terakhir, saya ingin berkata pada Ragheb Allama: "Ragheb, tunggulah aku... aku akan menyaingimu...ha..ha..ha..." (he..he..)
(Itu adalah kata-kata yang saya ucapkan ke Ragheb kemaren. Hari ini (1 Maret 2009) album perdana saya sudah keluar, tapi sepertinya belum bisa menyaingi Ragheb hik..hik..)


Noura_Nasseni el Donia - Noura Qalbi


Naseni-Al-Donia - Mazikana_Ragheb_Allama

Kamis, 19 Februari 2009

Dasar Anak Cerdas...!


One day...
"Anak manis... tolong jangan bandel ya... yang nurut sama bu guru... kalian tahu nggak... kalau kalian bandel... gak nurut... nanti anak-anak kalian juga begitu... bandel dan gak nurut sama kalian... kalian mau seperti itu? jadi... sekarang ngaji dulu ya... mainnya udahan dulu... ya'...", begitulah kata saya suatu hari pada mereka.

The day after...
"Bu, mama waktu kecil bandel ya..."
"Hush...tidak boleh bilang begitu..."
"Loh kan bu guru yang bilang...? Kata bu guru kalau aku bandel nanti anak-anakku juga bandel... Nah, akunya kan bandel, jadi dulu waktu kecil.. mama juga bandel dong..."
(Dalam hati) "Aduh...dasar anak cerdas...!

Rabu, 18 Februari 2009

Daftar Buronan Al-Khairaat

Tidak tahu apa reaksi teman-teman saya jika membaca tulisan ini, protes, marah atau...tertawa he..he.. Yang jelas apapun reaksinya mereka tidak akan sampai membunuh atau mengeroyok saya ramai-ramai karena telah memajang foto-foto mereka dalam blog saya, jadi saya tetap akan aman-aman saja:)

Siang tadi di sekolah ada info dadakan tentang sertifikasi (khusus) guru agama. Harusnya info ini sudah lama akan tetapi karena beberapa sebab maka info ini baru sampai tadi. Salah satu syarat dari sertifikasi itu adalah mengumpulkan foto 3x4 sebanyak tiga lembar dan tenggat waktu terakhirnya adalah besok.

"Aduh, saya belum punya foto nih bu Nila, bu nila dah punya belum?"

"Saya juga belum, tapi saya ada negatifnya, cuci kilat aja kali ya..."

(Dalam fikiran saya ini) "Hm..ke tukang foto itu biayanya mahal (jika dibandingkan dengan cetak sendiri), so bikin sendiri aja ah"

"Bu Nur, bu Nur bawa kamera digital tidak?"

"Tidak bu, tapi kalau bu Fitri mau besok saya bawa"

(Dalam fikiran saya ini) "Hm..kalau besok, itu terlalu lama"

Kemudian saya ingat bu Iis, HPnya cukup bagus untuk bikin foto, lagi pula bu Nur bawa kabel data yang biasa untuk men-charging MP3 playernya, itu bisa digunakan untuk HP bu Iis. So...

"Bu Iis, pinjam HPnya ya..."

"Ibu-ibu...siapa yang mau foto, ayoo..silahkan bayar he..he.."

Ya, begitulah ceritanya, akhirnya kitapun bikin foto, jepret sana jepret sini. Aduh...jadi tukang foto dadakan nih... Ya, dan setelah itu, fotopun dipindah ke komputer, diedit dan dicetak. Dan hasilnya...lumayan. "wah bisa bikin usaha sampingan nih..." Begitulah kata teman-teman:)

Selanjutnya...entah kenapa ide iseng saya muncul. Ya, ide untuk memajang foto-foto mereka di internet melalui blog saya. Dan...inilah mereka, daftar buronan dari al-Khairaat he..he... Jangan salah, mereka diburu bukan karena kejahatan akan tetapi karena dibutuhkan.


Bu Iis, seorang ibu bijak yang sangat peduli pada kesehatan, juga sangat disiplin, tegas dan pintar beretorika.:)


Bu Anita. Hm...guru yang satu ini suaranya sangat merdu. Apapun bisa jadi lagu, so pelajaran bahasa Arabpun menjadi mudah deh:)



Bu Maryam, ustazah yang satu ini sangat murah senyum dan tidak pernah marah. Jika anda ingin tahu tentang suatu hukum Fiqih maka tanyalah padanya.



Bu Nur, seorang yang lincah dan gesit. Ya, Valentino Rossipun kalah olehnya he...he... Walaupun begitu jangan tanya ya...kalau ada anak yang bandel, 'cos bu guru yang satu ini sangat tegas.


Bu Nila. Ibu guru yang satu ini saya sangat kagum padanya. Anda mau tahu kelebihannya? Maaf, saya tidak bisa mengatakannya. Karena kalau saya mengatakannya maka dia akan bilang "Ah..bu Fitri..jangan begitu..saya tidak begitu..justru bu Fitrilah yang begitu..." He..he..jadi mental ke saya dong pujiannya.

Dan yang terakhir, it's me...he..he...

Sabtu, 14 Februari 2009

Si Burung Kecil


Hari ini aku ingin sekali menjadi seekor burung kecil. Burung kecil yang bebas terbang ke sana ke mari, burung kecil yang riang, lincah, lucu, kuat, tegar dan berani. Tak pernah menangis walaupun tertusuk duri, tak pernah takut walaupun sendiri dan tak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi. Ya, seekor burung kecil yang selalu berusaha untuk ceria dan bahagia.
"Burung kecil...ayo terbanglah.. menarilah... kepakkan sayap kecilmu di angkasa yang biru. Burung kecil, watashi wa ai shitaru".

A Moment with Muja


Muja, dia adalah sahabat saya. Belum lama saya mengenalnya, akan tetapi seperti sudah sangat lama rasanya. Sosoknya seperti...hm.. seorang kakek tua yang berjenggot sangat panjang (he..he.. yang benar usianya baru tiga puluh tahun, jadi bukan seorang kakek-kakek).

Muja, hm.. sebenarnya saya (merasa) belum pernah bertemu muka dengannya, walaupun selama beberapa tahun kami pernah berada di kampus yang sama, fakultas yang sama dan jurusan yang sama pula. Tidak hanya itu, selama beberapa tahun juga saya pernah nyantri di tempat yang sama dengannya. Hm..lucu dan aneh. So kemudian, bagaimana saya mengenalnya? Jawabannya adalah lewat sms he..he..

Oya, kenapa tadi saya menggambarkan sosok Muja sebagai seorang kakek tua berjenggot panjang, padahal dia bukanlah seorang kakek-kakek? Karena menurut saya, Muja adalah seorang yang bijak. Seorang yang bisa menghadirkan ketenangan di kala gundah saya, meneteskan butiran-butiran embun yang sejuk ke dalam hati saya. Dan berikut ini adalah salah satu kisah saya dengannya.

Sabtu, 27 Januari 2009.


Hati saya sangat gundah dan gelisah. Sepulang dari warnet, saya teringat lagi dengan seseorang dari masa lalu saya. Seseorang yang mengukirkan sebuah kenangan yang indah sekaligus perih, sangat perih. Malam itu, saya sudah tak kuasa lagi membendung air mata. Maka, menangislah saya sambil berjalan kaki pulang menuju “rumah“ kos. Saat itulah saya teringat dengan Muja, sahabat saya. Maka sayapun mengirim sms padanya.

+: “Muja, hatiq gelisah sekali. Bayangan masa lalu kembali mengusik. Entah kenapa ia begitu susah dilupakan. Kadang bisa lupa n kadang datang kmbali. Muja, q ingin sekali tinggalkan samuanya n bersimpuh di pintu-Nya”. (08.23 pm)

-: “Fit, da pa? telp boleh kok klo mo crhat”. (08.27 pm)

+: “Muja, tolong aq.. aq ingin sembunyi. Aq gak mau melihat/mendengar dia lagi. Pulsaq gak cukup u/telp. Lagi pula ngapain dengerin orang nangis”. (08.34pm)

-: “Ya udah klo gitu, aku jadi ingat Email Durkhaim tentang mengapa wanita lebih sedikit bunuh dirinya dari pada laki2, karena wanita mau menangis. Hm menangislah, semoga semuanya kan lebih baik. Maaf!”. (08.39)

+: “Email gigi apa email: electric mail? Emile Durkheim, bukan email he2. Aq dah selesai nangisnya. Makasih ya muja, mulai hari ini kamu jadi teman baikq ya...”. (08.43 pm)

-: “Gk pa2 klo kesalahan tu malah bisa membuatmu tertawa, berarti da hikmahnya”. (08.45)

Ya, begitulah cerita singkat saya dengan Muja he..he.. Dan terakhir, untuk kakek Muja, “Makasih ya kek... kakek sudah mau menemani saya dan meladeni segala polah saya. Semoga Allah balas kebaikan kakek, semoga Ia curahkan segala kebahagiaan untuk kakek dan nenek (alias sang diajeng kakek itu loh he..he..) dan semoga kakek bisa mendapat apa yang kakek inginkan”. Amin

Minggu, 08 Februari 2009

Cinta...??? (episode 1)


You'll never know what love is until you feel it(kamu tidak akan pernah tahu apa itu cinta sampai kamu mengalaminya), begitulah yang pernah saya tulis dalam buku catatan saya beberapa tahun yang lalu. Kemudian, setelah kita tahu rasanyapun mungkin kita masih punya kesulitan dalam hal memverbalisasikannya, menterjemahkan rasa yang abstrak itu ke dalam kata-kata.

Hm...cinta, apa itu cinta? Sejenak mata saya terpejam (he..he.. ini ajaran teman saya) mencoba berfikir, menggali memori tentang cinta. Sejurus kemudian meluncurlah sebuah kalimat dari mulut saya: "Love is like a flower that lean toward the sun" (cinta itu bagaikan bunga yang condong ke arah matahari).

Hm.. sebenarnya kata-kata ini tidak murni dari saya. Ketika saya sedang berfikir tadi, mencoba mencari dan memutar video memori tentang diri saya ketika mencinta (aduh..kok diri sendiri dijadikan obyek ya..he..he..) maka saya mendapati mata, hati, fikiran dan laku saya mengarah pada orang yang saya cinta. Mata saya hanya memandangnya, hati saya hanya miliknya, fikiran saya hanya memikirkannya dan semua yang saya lakukan adalah untuk kebahagiaannya he..he..he..

Kemudian sayapun jadi teringat pada lagu yang dinyanyikan oleh salah satu anggota spice girl yang bernama Melanie Brown, begini syairnya:
I turn to yo...
Like flower leaning toward the sun
I turn to you ‘Cause you’re the only one
Who can turn me arround
When i’m upside down
I turn to you.....

Selain itu, samar-samar saya teringat pada definisi yang diberikan oleh Abu Hamid al-Ghazali tentang cinta. Menurut al-Ghazali, cinta adalah condongnya hati pada sesuatu yang indah. Ya, hati kita ini memang cenderung suka pada yang indah-indah. Sebagai contoh, saya lebih suka pada baju yang berwarna hitam daripada yang berwarna merah he..he.. Karena, buat saya hitam itu indah. Jadi keindahan itupun relatif sifatnya, so demikian juga dengan cinta. Anda tidak perlu menjadi terheran-heran jika mendapati fakta bahwa ternyata orang yang saya cinta itu tidaklah terlalu tampan, atau bahkan sangat jauh dari tampan menurut ukuran anda. Mungkin dari segi fisik dia hitam kulitnya, kribo rambutnya dan lain-lain. Akan tetapi di balik itu semua terdapat suatu keindahan yang luar biasa yang bila anda melihatnya maka mungkin andapun akan jatuh cinta padanya.

Ya keindahan itu memang tidak terbatas pada keindahan lahir (fisik) saja melainkan juga keindahan batin (inner beauty). Keduanya sama-sama bagaikan magnet yang mempunyai daya tarik yang kuat. Hanya saja bedanya yang pertama seperti magnet yang terbuat dari besi (kemagnetannya sementara dan mudah hilang) sedangkan yang kedua terbuat dari baja (permanen dan tidak mudah hilang). Jadi, saran saya jika ada seseorang yang mencintai anda maka janganlah itu karena ketampanan/kecantikan lahir anda. Cinta yang demikian itu tidak bertahan lama karena ketampanan/kecantikan itu tidaklah abadi. Cinta karena ketampanan/kecantikan akan memudar dan menghilang bersama pudar dan hilangnya ketampanan/kecantikan itu.

Saran saya lagi, perkuatlah magnet baja anda. Pertampanlah/percantiklah keindahan batin anda. Karena sekali pesonanya menarik seseorang maka akan sangat susah bagi dia untuk bisa lepas dari anda he..he..he..

Bersambung...

Minggu, 01 Februari 2009

Cermin


Malam ini saya bertekad untuk membuat sebuah tulisan. Setelah selesai sholat, baca tabarok dan waqi'ah, sayapun mengambil kerudung, melipat-lipatnya dan kemudian mengikatkannya di kepala saya. Sambil menoleh sebentar ke dinding kamar yang penuh dengan gambar bunga-bunga sakura, saya singsingkan lengan baju dan kemudian mulai menulis. (he..he..kayak mau maju ke medan perang saja ya...)

Cermin. Berbicara tentang cermin, saya jadi teringat dengan cerita tentang putri salju dan ibu tirinya. Sang ratu (ibu tiri putri salju) yang jahat dan gila kecantikan itu setiap hari selalu bertanya pada cermin ajaib yang ada di dinding kamarnya: "Cermin..cermin..di dinding, siapakah perempuan yang paling cantik sedunia?". Jawab cermin, "Engkaulah yang paling cantik wahai ratu...". Dan kemudian sang ratupun tertawa patah-patah ha..ha..ha..ha..

Hm.. sejenak saya berhenti menulis, berdiri di depan cermin, lalu bertanya padanya, "Cermin..cermin..di dinding, siapa makhluk yang paling manis sedunia?" Cermin saya diam tidak menjawab, akan tetapi saya melihat bayangan sesosok manis di sana he..he...

Saya lanjutkan lagi. Berbicara tentang cermin, saya jadi teringat pada peristiwa beberapa hari yang lalu. Ya, peristiwa yang menginspirasi saya untuk membuat tulisan ini. Begini ceritanya. Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Kamis, saya inval mengajar di sebuah kelas anak laki-laki yang.. masyaallah...super aktif. Sisa waktu yang yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan latihan matematika itupun saya cut. Saya tergelitik untuk memberi nasehat, saya tanya mereka, "Anak-anak yang sholeh, siapa yang pagi ini sudah bercermin..?" Jawab mereka, "Saya bu...". "Trus..apa yang dilihat di dalam cermin?" Jawab mereka,"Wajah anak ganteng bu...". "Ya.. ya.. wajah kalian memang ganteng-ganteng semua, tapi kalian tahu tidak? Sesungguhnya yang dilihat Allah pada diri kalian bukanlah wajah, akan tetapi hati. Percuma saja wajah kalian ganteng kalau akhlaknya tidak ganteng. Cobalah kalau kalian bercermin, jangan hanya melihat wajah luar kalian saja, tapi lihatlah apa yang ada dalam diri kalian. Ketika kalian bercermin, kalian melihat o..ternyata di dalam cermin itu ada bayangan anak yang tidak patuh pada orang tua, ada bayangan anak yang tidak hormat pada guru, ada bayangan anak yang tidak menghargai teman, ada bayangan anak yang suka berkata-kata kotor, ada bayangan anak yang suka main-main dan malas belajar, kalian suka tidak anak seperti itu?" Jawab mereka, "Tidak bu..". "Kalau kalian saja tidak suka sama diri kalian yang seperti itu, bagaimana orang lain akan suka pada kalian?". "Jadi sekali lagi, mulai hari ini, cobalah kalau kalian bercermin jangan hanya melihat wajah atau rupa luar kalian saja akan tetapi lihatlah apa yang ada di dalam diri kalian. Semoga kalian menjadi anak yang sholeh, pintar dan berakhlak mulia". Kemudian sayapun menyudahi pelajaran saya, dan juga tulisan saya.

Terakhir, saya kembali berdiri di depan cermin, dan kali ini saya melihat sesosok makhluk yang penuh dengan kekurangan. Sesosok makhluk yang kurang bersyukur, sesosok makhluk yang lemah namun sering durhaka dan menyatakan perang pada Sang Khaliqnya yang Maha Rahman dan Maha Kuat.

Allahumma ighfirlii wa li waalidayya wa lil mu'minina wal mu'minaat al-ahyaa'i minhum wal amwaat... Amin.