Sabtu, 25 Juli 2009

Online Pertamaku

Malam ini, aku mencoba membongkar-bongkar memoriku yang mengendap dalam kepingan peristiwa kurang lebih 10 tahun yang lalu, yakni tahun 1999. Tahun itu, aku baru mulai menapaki bangku kuliah, sekaligus tahun pertamaku mengenal dan menjelajah dunia internet. Ketika kepingan peristiwa itu berkelebat, aku pun tersenyum simpul, mengenang peristiwa yang telah terjadi 10 tahun yang lalu itu. Ya, peristiwa saat pertama kali aku membuat email dan mengirimkan pesan lewat email.

Sebenarnya, saat pertama kali membuat email, aku tak menemukan suatu hambatan yang serius atau cukup berarti. Karena selain aku cukup lumayan menguasai bahasa Inggris ~sebagai bahasa universal dalam internet~, aku juga ditemani oleh salah seorang temanku yang cukup jago dalam bermain internet. Yang lucu adalah saat mengirimkan pesan via email. Bagaimana tidak? Aku mengirimkan pesan via email kepada teman-teman sekelas kuliahku, yang hampir setiap hari aku temui. Lucunya lagi, isi pesanku itu sama sekali tidak penting. Jadi, hanya sekedar mencoba mengirim email saja intinya. Oya, email pertamaku adalah Sakura_15@lovemail.com. Alasanku memilih nama Sakura adalah karena aku sangat suka dengan bunga Sakura dan hal-hal yang terkait dengan negeri Sakura. Sedangkan underscore angka 15 yang menunjukkan tanggal kelahiranku, aku tambahkan karena aku tidak diperbolehkan memakai ID Sakura saja. And then, how about lovemail.com? Ha ha, silahkan tebak saja.

Setelah berkirim pesan via email, aku juga tertarik untuk mencoba dunia chatting, berkomunikasi secara maya dengan seseorang yang berada di belahan dunia sana. Dalam hal chatting, aku lebih tertarik untuk chat dengan orang yang berasal dari luar Indonesia. Ya, ada kesenangan dan tantangan tersendiri ketika aku mencoba berbicara bahasa asing dengan mereka. Akan tetapi pengalaman chat dengan orang asing tidak selalu menyenangkan. Pernah juga aku ditanya yang aneh-aneh. Kalau demikian, biasanya aku langsung kabur. Pernah waktu itu, baru saja mulai chatt tiba-tiba aku sudah ditanya, "What do you think about free sex?" Ho ho ho, tanpa aku jawab, langsung aja aku tutup kotak chatnya.

Pengalaman lucu saat chatting adalah ketika aku chat dengan orang Mesir via ICQ. Tentu saja meggunakan bahasa Arab. Lucunya, aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dia katakan, karena tulisan fontnya sangat aneh. Aku pun memintanya untuk berbicara bahasa Inggris saja. "Can you speak English?", begitu tanyaku padanya. Tetapi rupanya, dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris. "Arabic" begitu jawabnya. Lalu ia pun kembali berbicara dengan font-font yang aneh. "La afham kalamuk" (aku tidak faham perkataanmu). Selanjutnya, ia membalas dengan bahasa Arab yang ditransliterasikan dengan huruf latin, "Min aina anti?" (dari mana asalmu?). "Ana min Indonesia" (saya dari Indonesia). Kemudian chatting kami pun berlanjut. Kadang, kalau aku sedang tidak online, maka dia pun meninggalkan pesan untukku. Oya, tentang font-nya yang aneh itu, setelah kufikirkan sekarang, aku membuat dugaan bahwa komputer yang dia pakai, juga program ICQnya, memakai settingan Arabic. Sehingga ketika tulisannya yang diketik dengan font Arab itu sampai di komputerku, maka berubahlah ia menjadi tulisan dengan huruf-huruf yang aneh, karena komputer yang kupakai tidak diset Arabic.

Pengalaman lucu yang lain adalah saat aku mengirimkan sms ke HP teman-temanku via ICQ. Dasar aku orangnya jahil dan iseng! Tentu saja, aku tidak memakai ID nama asliku, bahkan sering aku ganti-ganti. Kepada teman perempuanku aku memakai ID Joko, lalu aku pun mengirimkan sms untuk menggodanya. Aku tidak terlalu ingat sms apa yang aku kirimkan saat itu, juga sms balasannya. Yang jelas, saat itu aku tertawa-tawa dibuatnya. Oya, pernah juga aku ngisengin kakak angkatku, Deden namanya. Karena dia orang Sunda ~sedang aku tidak bisa bahasa Sunda" maka aku mengajak temanku yang bisa berbahasa sunda untuk menterjemahkan kata-kataku he he.

Ya itu adalah bagian dari pengalamanku saat aku masih kuliah dulu. Lain lagi dengan pengalamanku 7 bulan yang lalu, saat pertama kali aku membuat blog. Aku dilanda kebingungan. Sebenarnya bukan hal teknis (gaptek) yang jadi permasalahannya. Dari dulu, aku terbiasa belajar otodidak. Ya, "asal berani mencoba", itulah mottoku. Maka sebelum membuat blog, aku juga sudah mempersiapkannya. Aku beli buku tentang blog, lalu aku pun melahapnya. Yang jadi masalah adalah ketika blog itu sudah selesai kubuat. Aku disergap kebingungan. "Waduh, aku harus menulis apa nih?". Untuk lebih jelasnya, silahkan baca kutipan tulisan pertamaku berikut ini:

"Hari ini adalah hari pertama aku berkreasi dengan blogku. Agak bingung juga ketika tiba-tiba aku merasa seperti ditodong harus membuat tulisan untuk blogku ini. Terus terang saja, aku bukan orang yang pintar menulis, bahkan jauh dari pintar. Semalaman bisa jadi aku memegang pensil dan selembar kertas untuk menulis, maklum aku tidak punya komputer ataupun laptop, akan tetapi hasilnya bisa jadi hanya sebuah tulisan yang jauh dari bagus yang akhirnya kucorat-coret sendiri. "Hh... menulis itu memang tidak mudah!", begitu kataku berapologi."

Ya, aku memang bukan seorang yang pintar menulis, maka tidak akan kau dapati tulisan yang bagus dalam blogku. Akan tetapi aku yakin, suatu saat tulisanku pasti bagus. Kapan itu? aku tidak tahu. Ya, "asal berani mencoba". Walaupun begitu, banyak juga yang bilang kalau blogku ini cukup keren. Ya, menurutku juga begitu. he he. Di blogku ini aku juga mempublikasikan film pertamaku (Ayat-ayat Cinta 2). Sebuah film yang aku bintangi, sutradarai, edit dan produseri sendiri. Semua serba sendiri. Selain film, aku juga mempublikasikan rekaman audioku yang sedang bercerita. Sebenarnya itu adalah rekaman videoku yang sedang beraksi layaknya seorang pembawa acara di TV, tapi karena terlalu lama uploadnya (karena durasinya panjang) maka aku ganti menjadi audio saja.

Dan terakhir, ini adalah pengalaman pertamaku ikut lomba secara online. Aku tidak berharap untuk menang, karena aku pikir, pasti banyak penulis yang lebih jago dariku yang ikut lomba "ulang tahun ke-11 detikcom" ini. Ya, aku hanya turut berpartisipasi dan memeriahkannya saja. Akhirnya, selamat ulang tahun Detik. Semoga makin bersinar dan berjaya!


Tag: “ulang tahun ke-11 detikcom

Jumat, 24 Juli 2009

Anak Kecil di Bus Kota

Hari ini, aku kembali teringat pada seorang anak kecil yang aku lihat dalam sebuah bus kota beberapa waktu yang lalu. Ya, seorang anak yang sempat membuatku merasa terkejut dan prihatin. Bagaimana tidak? Ketika aku -yang sedang duduk di jok paling depan di sebuah bus kota- sedang berkutat dengan peluh dan udara panas yang menyelimutiku di tengah terik mentari yang berposisi lurus di atas kepalaku, menunggu bus yang tak kunjung jalan, tiba-tiba terdengar bunyi gas mesin yang dimain-mainkan, yang sontak menggelitikku untuk menolehkan kepalaku untuk melihat ke arah jok supir yang tepat berada di sampingku.

Betapa terkejutnya diriku melihat seorang anak kecil setinggi anak kelas empat SD, berbaju lusuh, memegang sebatang rokok di sela-sela jari kirinya sambil sesekali menghisapnya, bersikap seperti layaknya sopir dewasa. sungguh pemandangan ini membuatku miris dan bertanya-tanya?

"Apakah gerangan yang terjadi dalam hidupmu nak, sehingga membuatmu menjadi begitu? Tak punyakah engkau orang tua? Tak adakah yang mengurusmu? Tak adakah yang menyayangimu?"

Beragam pertanyaan berkecamuk dalam benak dan pikiranku, membuatku teringat pada keponakan laki-laki kecilku yang sedang berada di rumah. Ya, walaupun ia sudah lagi tak punya ayah, namun masih ada keluarga dan orang-orang yang mengurusnya. Ia masih bisa bermain, belajar dan makan-minum tanpa harus menguras keringat, berpanas-panasan di jalanan atau bus kota untuk mengamen, menjadi kondektur ataupun sekedar menadahkan tangan mengharap belas kasihan dari orang-orang. Sungguh tak bisa kubayangkan seandainya dialah yang berada di posisi anak kecil itu.

Sejenak waktu berlalu, datanglah seorang laki-laki dewasa yang ternyata adalah sopir dari bus kota itu. Anak kecil itu pun menyingkir dari tempat duduknya. Bus kota yang sudah padat dengan penumpang itupun melaju. Kulihat anak kecil itu menarik uang dari para penumpang. Hm, rupanya anak kecil itu adalah kondektur dari bus kota itu. Ketika ia menarik uang dariku, kulihat mukanya, begitu keras. Tak ada muka yang lugu dan ceria selayak anak-anak kecil lainnya. Yang ada hanyalah seraup muka seorang lelaki dewasa yang keras di terpa badai dan gelombang kehidupan.

Tapi, dia bukanlah lelaki dewasa! Dia adalah anak-anak, seperti anak, cucu, adik, ataupun keponakan kita. Hanya saja bedanya, mereka tak punya orang-orang yang menyayangi, memperhatikan atau sekedar peduli pada nasib mereka. "Ah... betapa lemahnya diri ini, hanya bisa membatin saja. Tanpa berbuat apa-apa untuk menolong mereka". "Lalu siapakah orang yang kuat? dan dimanakah mereka? Ya, mereka ada di sana, hanya saja, mereka tidak peduli". "Jadi siapa yang peduli?" "Oh, sungguh aku ingin sekali menjadi kuat!"

Minggu, 10 Mei 2009

Cahaya Hati



Noura Qalbi, tahukah kau apa artinya? artinya cahaya hati. Tahukah kau apakah cahaya hati itu? ia adalah cahaya yang menerangi hati, yang karenanya hati menjadi terang... dan tenang (sakinah). Jadi apakah ia? ia adalah iman:-).

Ya, kita semua akan berjalan melewati sebuah tempat yang gelap (shiroth), kita butuh cahaya. Cahaya itu, hanya bisa kita peroleh di dunia. Bagi yang tidak punya cahaya, maka dikatakanlah kepadanya, "Kembalilah kau ke dunia, dan ambillah cahayamu di sana". Tapi nasi sudah menjadi bubur, ia tidak bisa kembali ke dunia. Maka, sungguh beruntunglah orang yang punya cahaya, walaupun hanya berupa cahaya kecil yang kelap-kelip di jempol kaki. Dari pada tidak punya cahaya?

Terakhir...
Allahumma atmim lana nuuronaa
"Ya Allah, sempurnakanlah cahaya-cahaya kami"

Ahad, 10 Mei 2009

Minggu, 26 April 2009

Mengerjai Guru Cerdas


Al-Amas - Noura Qalbi
Ini adalah kisah tentang al-A’masy. Tahukah anda siapakah al-A’masy itu? Beliau adalah salah seorang tokoh periwayat hadis. Nah, begini kisahnya...

Sebagai seorang guru yang mendiktekan hadis, al-A’masy ini termasuk guru yang “killer”. Beliau sangat tidak suka kalau ada murid yang tidak sabar untuk bertanya. “Nanti juga saya terangkan..!”, begitulah kira-kira jawabnya. Namun, walaupun galak begitu, murid-muridnya ~yang haus akan ilmu itu~ sangat banyak, karena al-A’masy memang seorang guru yang luas dan dalam ilmunya. Akan tetapi, kehausan murid-muridnya akan ilmu itu ternyata tidak dibarengi dengan kedermawanan al-A’masy dalam mendiktekan hadis. Dengan kata lain, al-A’masy ini juga termasuk guru yang “pelit” dalam mendiktekan hadis. Jadi, dalam suatu pertemuan, hanya sedikit hadis sajalah yang didektekannya. So, hal ini membuat murid-muridnya ~yang haus itu~ menjadi tidak sabar.

Nah, di antara murid-murid yang tidak sabar itu ada yang berfikir, bagaimana caranya agar mereka bisa segera mendapatkan hadis yang banyak. Maka dengan memanfaatkan penyakit gurunya yang rabun senja ~yang membuat penglihatan gurunya kabur di kala gelap tiba, sehingga harus dituntun dan diantarkan ketika pulang mengajar~, disusunlah sebuah rencana...

Malam itu, sepulang dari mengajar, seperti biasanya al-A’masy dituntun oleh murid-muridnya untuk pulang. Namun kali ini, al-A’masy tidak diantar pulang, melainkan justru di bawa ke tengah padang pasir yang sepi...

“Loh, sepertinya ini bukan jalan pulang...”, kata al-A’masy.

“Memang benar guru, sekarang kita sedang berada di tengah padang pasir yang sepi. Maaf, kami sengaja menuntun guru ke sini. Kalau guru ingin kami antar pulang, maka segeralah diktekan hadis yang banyak kepada kami. Jika guru tidak berkenan untuk mendiktekan, maka dengan berat hati, kami terpaksa meninggalkan guru di sini”.

“O... begitu. Ya...ya...baiklah”, kata al-A’masy sambil manggut-manggut.

Lalu al-A’masypun mendiktekan hadis yang banyak kepada murid-muridnya itu, sampai mereka puas. Setelah selesai, maka seperti janjinya, mereka segera menuntun dan mengantarkan al-A’masy pulang. Sampai di rumah...

“Maaf guru, tadi kami sudah berlaku tidak sopan kepada guru...”

“Ya.. ya... tidak apa-apa..” kata al-A’masy.

“Oya...” sambung al-A’masy lagi, “Hadis-hadis yang tadi kudiktekan pada kalian itu... semuanya dhoif...”.

Hehe... waduh...! Kasihan sekali murid-murid al-A’masy itu. Mendengar perkataan gurunya, mereka yang tadinya sudah terlanjur senang:-) karena telah berhasil mendapatkan banyak hadis, segera berubah raut mukanya :-(. Wah padahal sudah capek-capek nulis... padahal sudah terlanjur senang.. tapi ternyata hadisnya... dhoif semua. Makanya.. guru cerdas kok dilawan..?! Weleh...:-)

Selasa, 21 April 2009

Arti Sebuah Gambar

Suatu sore,...

"Bu, tunggu sebentar ya... aku mau perlihatkan sesuatu..!"

Lalu tanpa bisa dicegah, anak perempuan kecil itu langsung saja beranjak bangkit lalu turun ke lantai dua rumahnya. Dalam hati, "Hm.. ini anak disuruh ngaji susah banget.., dari tadi "sibuk ceramah" terus hehe..". Sebentar kemudian dia sudah kembali dengan membawa buku gambarnya. Sambil tersenyum dan memperlihatkan gambarnya dia berkata:

"Bu, lihat deh gambarku..! Gambar ini ada artinya loh.. ibu tahu tidak?"

Kulihat gambar itu, beberapa kaligrafi lafaz "Allah" dalam beragam bingkai dan warna. Bingkai hati dan kotak, dengan warna merah, hijau dan biru.

"Ibu tidak tahu, memang apa artinya?"

"Bu guru di sekolah juga tidak tahu artinya. Waktu itu di sekolah kan disuruh bikin gambar, trus aku bikin gambar ini, trus dilihat sam bu guru. Tapi bu gurunya diam aja. nah, waktu di rumah aku kasih lihat gambarnya ke abi. Kata abi, "Wah bagus sekali gambarnya! Rodiah tahu tidak? ini ada artinya loh.. Ini artinya Allah itu sendiri, tidak ada yang menyamai. Warna merah ini artinya Allah berkuasa sendiri. Warna hijau ini, artinya... Allah kan sendiri, lalu Allah mencipta pepohonan. Dan warna biru itu artinya aku mengenal Allah dan ilmunya. Dan ilmu Allah itu sangat luas dan dalam seperti lautan". Begitu bu kata abi".

Wow! masya Allah... sungguh arti yang sangat dalam dan indah! Ya, Allah itu memang sendiri. Sendiri dalam mencipta, berkuasa.. sendiri dalam disembah, dituju dan dicinta. Tak ada yang menduainya ataupun menyamainya.

Hm.. aku jadi teringat dengan senandung yang suka dinyanyikan oleh nenekku waktu aku masih kecil dulu.

Gusti Allah iku siji...
Orak ono kang Madani...


(Jum'at 17 April 2009)

Dasar Anak-anak..!

Dasar anak-anak ...! (hm bingung aku harus menyebut mereka anak-anak apa..? nakal..? hm tidaklah... iseng..? usil..? atau... kreatif..??? mbohlah...)
Hm..mereka itu ya...seneng sekali... menirukan semua gerak-gerikku... bahkan batuk juga... bahkan ketika menegor salah satu diantara mereka juga... weleh...weleh...(kenapa anak-anak ini mirip ma gurunya ya..? hehehe...) Ya sudah... gak papa, bu guru gak marah kok, bahkan tersenyum hehe... tersenyum karena menemukan ide. Ya, bu guru duduk dengan rapinya...(wah.. mereka ikutan duduk ruapi!) lalu bu guru baca dengan semangatnya...(wah mereka juga semangat...bahkan lebih semangat). Ya, akhirnya muroja'ah hafalan anak kelas satu hari ini berakhir dengan suksesnya hehe...
Dan akhirnya... the end:-).

Note: Belajar Qiroati/Tahfiz di kelas 1C bersama anak-anak yang lucu: Fira, Puja, Salsa, Tsabita, Zahra al-Muhdor, Zahra Alatas, Safira, Noufal, Abi dan Vael.

(Senin, 13 April 2009)

Rabu, 01 April 2009

Kiai Ahsan

Beberapa waktu lalu saya membeli buku yang berjudul "Kaya Tapi Miskin". Ya, sebuah buku yang mampu mengocok perut saya dan membuat saya terpingkal-pingkal dengan cerita-cerita humornya yang tidak hanya lucu melainkan juga cerdas. Dan berikut ini adalah salah satu cerita yang membuat saya terpingkal-pingkal. Lebih terpingkal-pingkal lagi setelah saya rubah nama tokohnya menjadi nama seorang kiai gendeng yang berasal dari Palu hehehe...

Kesalahan Beranak Kesalahan


Bersama rombongan sesama anggota DPR, seorang kiai katrok dan ndeso mengadakan kunjungan ke luar negeri. Tentu saja mereka menginap di hotel yang cukup mewah dalam beberapa hari.

Setiap hari, seorang gadis karyawan di hotel itu menyapanya. "Good morning...". Karena mengira gadis itu menanyakan namanya, maka kiai itu menjawab, "Kiai Ahsan...". Gadis itu manggut-manggut penuh hormat. Kejadian itu berulang beberapa kali.

Pada malam terakhir, kiai Ahsan berfikir, "Besok aku akan menanyakan nama gadis itu. Masak dia mengetahui namaku sedangkan aku tidak mengetahui namanya". Keesokan harinya, sebelum gadis itu menyapa, kiai Ahsan mendahului menyapanya, "Good morning...". Dan gadis itu menjawab dengan sangat sopan , "Kiai Ahsan...".
Wkakakakakakakakakakak...
Maaf mbak Ninik, saya pinjam ketawanya. Sekali lagi ya.. Wkakakakakakakakakakak...)

Kamis, 26 Maret 2009

How to Wear Burqo'

Bagaimanakah cara memakai burqo/cadar? Hm, tahukah anda? Ternyata memakai cadar itu tak boleh "asal" pakai, melainkan ada trik khususnya. Apakah itu? Temukan jawabannya di film singkat saya berikut ini.


How to Wear Burqo - Noura Qalbi

Bagaimana? Anda sudah tahu triknya kan? Hehe..(^-^)

Rabu, 25 Maret 2009

Ayat-Ayat Cinta 2

Semalaman tidak tidur, hehe.. iseng banget! Bikin film.. dibintangi sendiri, disutradarai sendiri, diedit sendiri, diproduseri sendiri dan dihonorin sendiri hehe.. Semua serba sendiri. Hm.. tapi lumayan juga untuk karya perdana hehe..

Ayo..ayo.. saksikan..! Film Ayat-ayat Cinta 2


Ayat-ayat Cinta 2 - Noura Qalbi

Selasa, 17 Maret 2009

Perempuan Bercadar Itu ...

Part One
Ini adalah cerita tentang pengalaman pribadi saya menjadi perempuan bercadar selama beberapa jam hehe..
Ya, hari ini di sekolah saya diadakan acara Farabi Da Mair (Festival Arabi dan Maulid Fair), maka semua orang dianjurkan untuk memakai baju Arabi.

Aduh...baru juga sebentar nulisnya... kok udah males ya...
Ya udah, bersambung aja deh hehe...

Part Two

Hari ini (Jumat, 20 Maret 2009) ada teman yang begitu baik meminjamkan laptopnya pada saya, jadi malam (Sabtu) ini saya putuskan untuk menulis kisah lanjutan tentang perempuan bercadar.

Senin malam, 16 Maret 2009

Habis Isya’, saya baru pulang dari sekolah. Hhh… capek! Ya, mau gimana lagi? Begitulah resikonya jadi sie acara, harus menyiapkan segala sesuatunya untuk acara besok. Hm.. sebenarnya saya tidak mau jadi sie acara, tapi… mau gimana lagi? teman saya (yang jadi pejabat sekolah, juga yang meminjamkan laptopnya ini) memaksa. Ya, jadilah saya (perempuan sendirian hehe..) bekerja di antara bapak-bapak guru (sesama team) karena teman saya perempuan yang satu lagi sudah ijin pulang duluan sedari sebelum Asar tadi. Ya, untunglah saya tidak punya perasaan apa-apa terhadap bapak-bapak guru itu, sebab kalau tidak, waduh… bisa grogi saya dibuatnya hehe...

Sesampainya di rumah saya berfikir, besok jadi pakai cadar atau tidak ya? Hm.. pakai jajalah. Ya, sudah saya putuskan, besok pagi saya akan memakai cadar. Tapi karena saya tidak punya cadar, jadi harus pinjam dulu. Pinjam di mana? Hehe.. tentu saja di orang. Alhamdulillah… teman-teman saya banyak yang punya cadar, jadi tidak masalah. Hm..sebenarnya teman-teman saya ini bukanlah perempuan bercadar, akan tetapi mereka pernah memakai cadar. Karena beberapa alasanlah kemudian cadar itupun dilepas. So, jadilah malam ini, jam sembilanan lebih saya ajak teman kos saya yang baru saja pulang kerja untuk menemani saya pergi meminjam cadar. Sedang baju abaya (baju hitam ala Arab) dan kerudung lilitnya (yang juga berwarna hitam) saya sudah punya, jadi tak perlu pinjam lagi.

Selasa, 17 Maret 2009

Hari ini adalah hari pelaksanaan acara Farabi da Mair. Hehe…sepertinya agak malu juga pakai baju abaya ke sekolah. Sebenarnya saya sudah sering dan juga terbiasa memakai baju abaya, tapi itu di lingkungan sini, bukan di lingkungan sekolah. Ya, teman-teman saya (sesama guru) mayoritas bukanlah orang-orang Arab dan tidak hidup dalam budaya Arab, walaupun siswa-siswanya mayoritas orang Arab hehe.. Mereka tidak terbiasa dengan abaya kecuali hanya beberapa orang saja. Tapi biarlah… toh hari ini memang dianjurkan untuk memakai baju Arabi, jadi kalau saya pakai baju abaya begini ya…justru itu bagus hehe..

Ya, baju sudah dipakai, juga cadarnya. Hanya mata saya saja yang terlihat sedang yang lainnya gelap hehe... hitam maksudnya. Ya, dari atas sampai bawah semuanya serba hitam, tasnya juga, kecuali kaos kaki yang berwarna coklat, tapi itupun tidak terlihat karena tertutup baju dan sepatu. Selanjutnya bagaimanakah rasanya jadi perempuan bercadar? Hm.. sebentar lagi saya akan merasakannya, karena sudah saya putuskan, saya akan memakai cadar dari rumah tidak di sekolah.

Keluar dari pintu saya berjalan, hm.. sepertinya tidak terlalu berbeda. Apa yang saya lihat tetaplah sama seperti biasa, bedanya kali ini orang-orang tidak bisa melihat saya (hehe.. makhluk gaib kali ya…) maksudnya muka saya. Hanya saja memang saya merasa agak berbeda. Saya tidak ingin tangan saya terlihat, padahal biasanya juga terlihat. Maka saya berbuat sedemikian rupa agar tangan saya tertutupi. Hm..perempuan bercadar itu, apakah mereka biasanya memakai sarung tangan? Saya kurang tahu, tapi sepertinya begitu.

Sampai di ujung jalan, aduh…macet! Gimana nih…? Padahal sudah jam tujuh, bisa terlambat saya. Kalau tidak sedang memakai cadar begini mungkin sudah saya putuskan untuk naik ojek saja. Tapi sekarang saya sedang bercadar, mana ada perempuan bercadar yang naik ojek? Kalau naik ojek, itupun pasti ojek suami hehe.. Perempuan bercadar itu adalah perempuan yang terjaga dan menjaga diri (dari lelaki). Tidak boleh sembarangan, kalau tidak naik mobil/kendaraan pribadi maka biasanya naik taksi, itupun juga harus ditemani agar tidak beruzlah sama abang taksi hehe.. begitulah yang saya tahu dan lihat. So akhirnya saya putuskan untuk naik metro mini saja hehe… aduh…kok lama banget ya? Udah macet, pake lama lagi! duh repotnya kalau jadi perempuan bercadar yang tidak punya fasilitas sendiri hehe… Lagipula sepertinya juga jarang sekali ada perempuan bercadar yang naik metro mini. Para suami ataupun ayah, biasanya tidak akan membiarkan istri ataupun anak gadisnya berdesak-desakan ataupun ikhtilath bersama lelaki yang bukan mahrom. Jadi, alhasil kemudian banyak perempuan bercadar yang terkurung di rumah. Ya, mereka hanya boleh dan bisa keluar bila mendapat ijin dari suami ataupun ayah mereka saja. Ya, begitulah yang saya lihat pada perempuan bercadar yang ada di sekitar saya, yang kebetulan setiap hari saya berinteraksi dengan mereka karena setiap hari saya mengajar ngaji putra-putri/adik mereka.

Hm.. kalau menurut saya, sebenarnya cadar itu tidaklah membatasi perempuan. Nyatanya, walaupun bercadar dan berhijab aisyah ummul mu’minin tetap bias eksis dalam menyebarkan ilmu dan meriwayatkan hadis. Bahkan separuh agama berasal darinya. Tapi ya… memang sih, jadi perempuan bercadar itu agak repot hehe.. sampai mau ngojekpun (maksudnya naik ojek) tidak bisa. Padahal, tidak ada fatwa MUI yang menetapkan bahwa perempuan bercadar itu tidak boleh naik ojek hehe…tapi kalau tetap nekat naik ojek ya... waduh… apa kata dunia?

Ya, akhirnya metro minipun datang juga, tapi penuh. Hiks..hiks.. terpaksa saya harus berdiri. Aduh… kasihannya! Tapi sejurus kemudian ada seorang bule yang mempersilahkan saya duduk di sebelahnya, saya terima saja. Tapi aduh.. duduk sama lelaki begini kok gak enak sekali rasanya ya..! Apalagi bapak bule yang berada di sebelah saya ini beberapa kali melihat dan memperhatikan saya. “Kenapa pak? Belum pernah lihat orang bercadar ya?”, kata saya dalam hati. Dan sayapun memalingkan muka saya ke arah yang lain. Beberapa saat kemudian, “excuse me…”, kata saya. Alhamdulillah… akhirnya saya bisa turun dan terbebas dari bapak bule tadi hehe..

Sampai di sekolah, acara sudah dimulai. Aduh, ini sie acara kok terlambat datangnya ya? La ba’sa hehe.. kan dah ada teman-teman lain yang menghandlenya. Lagi pula ini acara milik semua, bukan hanya tanggung jawab sie acara saja, dan lagi pula saya bukan satu-satunya sie acara, jadi tanbah la ba’sa hehe. Kemudian sayapun langsung naik ke lantai dua menuju kantor ibu guru, urusan absen belakangan saja. Di koridor sekolah lantai dua saya bertemu dengan dua orang ibu guru yang senyum-senyum melihat saya. “Bu Fitri ya?”. “Loh kok tahu?”. “Iya , dari jalannya. Makanya kalau jalan itu yang pelan, yang lembut”. Hehe.. aduh ibu gak tahu ya… saya ini mantan cewek tomboy. Jadi, saya memang sudah terbiasa jalan begini. Kalau dulu, wah.. lebih parah lagi, sama sekali tak ada lembut-lembutnya. Kalau jalan mirip lelaki, bajunya juga, hampir tidak pernah pakai rok, selalu saja pakai kaos dan celana. Hm.. ya udah, saya lembutin deh jalannya.

Di depan pintu ruang ibu guru, hehe.. pura-pura celingukan ah… pura-pura nyari siapa gitu. Hehe..semua pada lihat saya. Lalu sayapun masuk sambil tetap pura-pura celingukan, saya ajak salah seorang ibu guru salaman. Ibu guru yang saya ajak salamanpun bertanya-tanya wajahnya. Lalu, sambil tertawa sayapun membuka cadar saya hehe…”Aduh bu Fitri… saya kira tadi siapa? Kalau orang tua siswa… sepertinya bukan. Saya kira tadi anak kelas enam siapa itu…yang suka usil?”.

“Bu Nil… ini sudah saya bawakan baju dan cadarnya, katanya mau pakai”.

“Aduh, bu Nil… sebenarnya saya malu loh pakai cadar. Tapi kalau tidak dipakai, saya juga malu pakai baju begini, jadi ya… dipakai aja cadarnya hehe…”

“Sebaiknya dipakai tidak ya…cadarnya?”

“Ya udah, saya turun dulu ya…”

Di samping tangga, bertemu dengan Vava anak kelas dua yang berwajah imut mirip boneka.

“Bu Fitri ya? masa ini bu Fitri? Pasti bukan?” kata Vava sambil salaman.

“Iya Vava, ini memang bu Fitri”

“Ah.. bukan, pasti bukan” katanya sambil berlalu.

Hm.. kenapa Vava tidak percaya ya? Tapi hebat juga dia bisa mengenali saya. Sampai di bawah, bertemu dengan anak-anak kelas enam.

“Bu Fitri ya?”

“Eh…bu Fitri.. Assalamu’alaikum bu..”, kata mereka sambil salaman.

Aduh, kok anak-anak bisa tahu sih? Padahal kan sudah dilembutin jalannya.

“Kok kalian bisa tahu sih?”

“Iya, bu. Dari matanya”

Wah, hebat sekali mereka, bisa mengenali orang hanya dari matanya saja. Padahal, saya sendiri kalau bertemu dengan perempuan bercadar yang saya kenal, saya belum bisa mengenali mereka sebelum mereka bersuara.

“Bu Fitri dah dapat snack belum? Ini snack buat bu Fitri” kata bu Tating yang kali ini kebagian tugas menjadi sie konsumsi.

“Makasih bu…hehe.. saya memang lapar, belum sarapan”.

Aduh, ini gimana nih makannya? Hehe.. ya sudah... masuk ruangan kelas saja, lepas cadarnya, trus makan. Hm.. ternyata perempuan bercadar itu juga tidak bisa makan sembarangan ya..? Repot sekali kalau makan dengan tetap memakai cadar. Saya jadi membayangkan, bagaimana ya.. perempuan bercadar kalau makan di restoran? Hm.. sepertinya lucu dilihatnya. Jadi apakah perempuan bercadar itu memang makhluk “domestik” yang hanya bisa bebas makan kalau berada di ruangan yang aman saja? Hm..kalau minum sih bisa diakalin pakai sedotan, tapi makan…? Ah… ini kan Cuma urusan makan saja, lagi pula kalau makan itu memang sebaiknya di ruangan tertutup, agar orang lain tidak ngiler dibuatnya hehe..

Di dalam ruangan ada bu Nita, “Aisyah…Fahrinya mana?”, kata beliau sambil tersenyum. “He..he…”, cuma itu jawaban saya. Hm.. tadi di ruang ibu guru juga ada yang berkata begitu, dan selanjutnya nanti juga ada yang berkata lagi seperti itu. Ya, memang tidak dipungkiri, film Ayat-ayat Cinta (juga novelnya) turut berperan penting dalam mempopulerkan cadar/burqo’ di Indonesia.

Saat makan tiba-tiba ada Ipeh dan Rasya (anak kelas enam) datang menghampiri, “Bu Fitri pakai cadar ya… mana? Hehe..ibu kan guru agama, jadi bagus bu hehe.. ayo bu tos..”. Dan sayapun tos dengan mereka hehe. Selanjutnya…

“Bu pinjam cadarnya ya…”, kata Rasya, anak kelas enam yang suka usil itu.

“Ya, tapi jangan lama-lama ya… Nanti cepet kembaliin lagi”.

He..he.. si Rasya ngapain ya? Hm.. bisa saya terka, dia memakai cadar itu di depan teman-temannya sambil tertawa-tawa. Beberapa saat kemudian diapun mengembalikan cadar itu kepada saya, dan sayapun memakainya lagi. Di luar (auning) masih berlangsung acara drama anak-anak yang cukup seru dan cukup menyedot perhatian anak-anak, guru dan tamu undangan. Di antara mereka semua, tidak banyak orang yang memakai cadar, hanya beberapa anak saja hehe.. Guru-guru yang lainpun, tidak ada yang memakainya. Ya, hanya sayalah yang ke-PeDe-an memakainya. Tentang hal ini, dari awal saya sudah tahu, tapi biar saja ah…

Di atap auning ada dua ekor unta juga matahari (replika) yang tergantung di sana. Hm…rasanya dua ekor unta itu sudah menyedot habis semua air yang ada, bahkan yang ada di udara. Dan matahari yang tergantung hanya beberapa meter di atas kepala rasanya semakin menambah panas saja. Dan sayapun jadi kegerahan. Hm.. dibuka aja ah cadarnya hehe… Ya, rupanya masalah selanjutnya bagi perempuan bercadar adalah “gerah”. Akan tetapi, masalah itu mungkin tidak akan lagi jadi masalah kalau sudah terbiasa. Ya, seperti jilbab, banyak orang-orang yang tidak berjilbab berkata: “Apa tidak kegerahan?”. Jawabannya tentu: “Gak tuh, biasa aja”. Demikian juga cadar, kalau sudah terbiasa mungkin sudah tidak gerah lagi, bahkan kalau sudah terbiasa mungkin rasanya akan sangat tidak enak bila tidak memakai cadar. Jadi selanjutnya, apakah kamu akan bercadar Fit? Untuk saat ini tidak, tapi nanti… tidak tahu. Yang jelas cadar itu banyak sekali konsekwensinya. Dan yang jelas lagi masyarakat kita juga belum siap dengan cadar. Ya, mungkin saja kalau saya tinggal di suatu daerah yang labudda harus bercadar, atau yang masyarakatnya sudah “berbudaya” cadar, atau suami saya (hehe..) menyuruh saya untuk bercadar, mungkin saja saya akan menjadi “perempuan bercadar”.

Di panggung, acara drama sudah selesai, berarti selesailah sudah acara maulid. Acara selanjutnya adalah lomba-lomba Arabi, meliputi lomba cocok mufrodat, nasyid Arab, zikir mufrodat, hiwar dan debat mufrodat. Selain itu juga lomba mewarnai dan membuat kaligrafi. Untuk dua lomba terakhir ini dilaksanakan di kelas, sedang lomba-lomba yang lain dilaksanakan secara bergantian di atas panggung. Dan kalau rangkaian acara maulid tadi dipimpin oleh MC (anak-anak) dengan menggunakan bilingual Arab-Indonesia, maka acara lomba-lomba selanjutnya adalah giliran sie acara. Ya udah, biar bapak guru aja deh yang mimpin. Tapi selanjutnya, sepertinya bapak gurunya agak kabur dengan rangkaian acaranya. Maklum, dari awal sayalah yang lebih berperan dalam menset jadwal acara, tentu saja dengan petunjuk dari ketua pelaksanannya. “Bu Fitri aja deh yang lebih tahu…”, katanya. Ya udah, selanjutnya sayapun beraksi bagai MC professional yang gape bercuap-cuap di depan panggung. Hehe.. padahal saya tidak begitu. Tapi aduh.. by the way kok lama banget ya lombanya, padahal saya sudah capek nih... Maka sebelum acara berakhir, “Pak Muchlasin, untuk lomba debat mufrodat nanti bapak aja yang pimpin ya…”, kata saya pada pak Muchlasin, ketua pelaksana Farabi da Mair sekaligus guru bahasa Arab di sini. Beliaupun mengangguk. Alhamdulillah… selanjutnya sayapun naik ke lantai dua untuk makan dan istirahat.

Dan kembali pada perempuan bercadar. Perempuan bercadar itu…

Minggu, 15 Maret 2009

The World is Just a Reflection

Dunia hanyalah sebuah refleksi (pantulan), kalimat ini berkali-kali berputar-putar di kepala saya. Ya, dunia ini memang hanya sebuah pantulan dari sebuah cermin raksasa yang bernama lauh al-mahfudz. Segala sesuatunya tentang dunia sudah tertulis di sana, sedang apa yang ada dan terjadi di dunia ini hanyalah manifestasinya saja.

Demikian juga yang terjadi pada diri kita, ini hanyalah pantulan saja. Semuanya sudah tertulis, jauh sebelum segala sesuatunya tercipta. Dan itu sudah tidak bisa dirubah, tinta itu sudah kering. Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Ya... ridlo sajalah... dari pada tidak ridlo? nanti Tuhan bisa marah. Lagi pula percayalah... Dia itu Maha Bijak dan Maha Tahu. Juga Maha penyayang... jadi apa lagi yang kurang???

Qul lan yushibana illa maa kataballahu lanaa huwa maulaana wa 'alallahi fal-yatawakkalil mu'minuun...

... fa qul Hasbiyallahu laa ilaaha illa huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa robbul 'arsyil 'adziim...

Manusia ini ibarat wayang dan Tuhanlah dalangnya, apa yang terjadi pada wayang maka itu adalah terserah dalang. Tidak pernah ada satu wayangpun yang pernah meminta untuk diberi lakon ini ataupun lakon itu, karena wayang bukan dalang, dan wayang tak akan pernah bisa jadi dalang, begitu juga dengan manusia. Hanya manusia yang tak tahu dirilah saja yang berani memposisikan dirinya sebagai Tuhan, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.

Jumat, 13 Maret 2009

Menampilkan Audio/Video Pribadi di Blog

To the point aja ya...
Gi males nulis nee...

First: You have to look for a web hosting to upload you audio/video file. About the web hosting, you can look for it by asking to google. But, hm... may be you can choose imeem, just like me...

Second: You should have an account in that web hosting before uploading your audio/video file, so you have to sign up with that web.

Third: After sign up, you can login to the web and than starting upload your audio/video file.

Fourth: The next step after uploading is complete and succes, you have to get the HTML code, copy that code and paste it into your gadget or posting content. it's finish.

Selamat mencoba...
Maaf ya... bahasa Inggrisnya asal ngarang hehehe... (gak tahu tadi tiba-tiba pengen nulis pake bahasa inggris hehe..) Semoga paham:-)
Hm.. ini blog amburadul banget ya...???? hehehe.....

Senin, 09 Maret 2009

Noura's Recitation: QS. al-Qalam: 1-15

QS. al-Qalam, surat pelipur lara hati Rasulullah saw...
QS. al-Qalam, surat sanjungan untuk Rasulullah SAW...
QS. al-Qalam, surat bantahan terhadap para pencaci Rasulullah SAW...

Surat al-Qalam ini Noura baca dan persembahkan untuk Rasulullah SAW di hari ini: hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal 1430H, bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah SAW. Bersama dengan ini Noura haturkan segenap rasa cinta Noura untuk Rasulullah SAW.

"Wahai Rasulullah..., di semesta ini tak ada makhluk yang patut dicintai melebihi engkau ya Rasulullah... Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah keharibaanmu beserta para sahabat dan keluargamu..."

"Laqad jaa`akum rasulun min anfusikum 'aziizun 'alaihi ma 'anittum hariishun 'alaikum bil mu'miniina ra`uufur rahiim..."

"Telah datang padamu (kalian) seorang rasul dari kaummu, berat terasa olehnya penderitaanmu, amat menginginkan keselamatan bagimu, amat belas kasih dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman..."


Noura_QS. al-Qalam - Noura Qalbi

Jumat, 06 Maret 2009

Lagu Terakhir untuk Si Bodoh

Sore ini saya mendapat berita yang mengejutkan, si Bodoh meninggal dunia. Ya Tuhan... bagaimana bisa? baru saja tadi saya bercakap-cakap dengannya. Dan sekarang, tiba-tiba saja dia sudah meninggal. Sungguh hati saya sangat sedih dan juga merasa sangat kehilangan. Terkilas dalam ingatan saya kenangan saat bersama si Bodoh, tak terasa air mata sayapun menetes...

"Bodoh..., entah apa yang harus kukatakan padamu. Aku... aku sedih kehilanganmu... Aku tidak marah kamu pergi, sungguh...! Justru aku berharap, dengan kepergianmu kau menjadi bahagia. Ya, karena di sana tak ada lagi yang memanggilmu bodoh ataupun memperlakukannmu seperti orang bodoh. Ya bodoh, semoga kamu bahagia di sana... Terima kasih untuk semuanya. Dan lagu ini... persembahan dariku untukmu. Ya,lagu terakhir untukmu si Bodohku... Selamat jalan...


e7sas - elissa..ajmal

agmal e7sas fel koun
ennak te3sha2 be gnoun
we da 7aly ma3ak
khaletny a3eesh ayam
malyana be shou we gharam
dawebny hawak

3ash2ak be gnoun rou7i ana
alby el maftoun kollo mona
wayak beye3eesh a7la hana
7abibi ana ya rou7i ana

ya weily ya nary
oully ezzay adary
shou2y we lahfet
alby fi orbak
7ata we7na sawa
betnawwar seneeny
we beyekbar 7aneeny
arrab menny
ta3ala fi 7odny
wemla 7ayaty hawa


In memoriam:

" Trus piye dunk? si bodoh harus gimana nih? mbak mau coklat? ntar aku beliin ya? tapi yang makan ya.. tetep si bodoh hehe.."(1 Maret 2009, 04:29 pm)

"Mbak dah tidur? Kalau iya, aku minta maaf banget ganggu tidurnya. Met tidur mbak.. semoga mimpi indah & esok jadi indah, begitu indah..." (2 Maret 2009, 12:51 am)

Bodoh... hiks...hiks...

Rabu, 04 Maret 2009

Kata Indah dari Si Bodoh

Malam tadi, saya mendapat kata-kata indah dari si bodoh. Ya, si bodoh yang menyebalkan itu ternyata bisa juga berkata-kata dengan indahnya. Kalau kemaren dia berkata, "Aku sudah menemukan seseorang yang bisa menjadi matahari di kala siangku dan rembulan di kala malamku.." (walaupun kata-kata itu hasil minjem dari mulut pak Naga Bonar), malam tadi dia mengucapkan kata-kata yang terdengar begitu indah di telinga saya.

Kata-kata apakah itu? Wah sayangnya saya agak sedikit lupa dengan redaksinya walaupun masih ingat isinya, so hari ini bertanyalah saya padanya via sms. Akan tetapi, alih-alih dia mau memberitahu, justru kata-kata yang menyebalkanlah yang keluar.

Kata dia, "Mbak tahu gak, siaran berita gak pakai ulangan hehehe....:-P"(dasar penyakit menyebalkannya lagi kumat!)

Sayapun membalas, "Kamu itu benar-benar menyebalkan ya.. Tapi mbak masih sedikit ingat kok. Hanya redaksi tepatnya aja yang lupa. Makasih ya.. menurut mbak itu kata-kata yang indah. Semoga itu tidak minjem, cos di film yang mbak tonton juga ada kata-kata begitu".

Diapun membalas, "Aku gak minjem kok. Ya buat aku gitu, kalau lihat mbak senyum rasanya semua masalah langsung beres...".

He..he.. wah bodoh, kena kau... katanya tidak ada siaran ulang? baru saja kan kamu ngomong begitu? he..he..

Hm.. kemaren saya sempat berfikir, hidup bersama orang bodoh itu sangat menyenangkan. Ya, apalagi kalau si bodoh itu rela melakukan apa saja yang kita inginkan, walaupun itu agak memalukan semisal.. lari pakai high heel saya he..he.. (cos kitanya tukeran sepatu).

Dan akhirnya saya hanya bisa berkata "When some one stupid love you, you will always be happy. Because he is too stupid to make you sad and cry". Tapi sayangnya.. saya tidak tahu apakah si bodoh itu cinta pada saya atau tidak, karena dia tidak mau mengatakannya.

Senin, 02 Maret 2009

Yaa.. Aliimal Haal...


Yaa Rabbii yaa Aliimal haal..
Ilaika wajjahtul amaal..
Famnun 'alaina bil iqbaal..
Wa kun lanaa washlihil baal..


(Wahai Tuhan yang mengetahui segala keadaan..
Hanya kepadamulah kugantungkan harapan..
Anugerahkanlah kepada kami penerimaan..
Tetaplah bersama kami dan perbaikilah hati kami..)

Ya Rabbii yaa rabbal arbaab..
'Abduk Faqiiruk 'alal bab..
Ataa wa qod battal asbaab..
Mustadrikan ba'da ma maal..


(Wahai Tuhan penguasa di atas segala penguasa..
Hambamu yang faqir berdiri di pintuMu..
Datang kepadaMu dalam keadaan terputus dari segala harapan..
Kembali padaMu setelah menyimpang dari jalan yang benar..)

Yaa waasi'al judi judak...
Fal khoiru khoiruk wa 'indaak..
Fauqol-ladzi rooma 'abduk..
Fadrik bi rohmatik fil haal..


(Wahai Dzat yang Maha luas anugerah kedermawanan..
Segala kebaikan adalah milikMu dan berasal dariMu..
Melampaui segala yang dicita-citakan hamba-hambaMu..
Maka tolonglah segera hambamu ini dengan kasih sayangMu..)

Yaa..muujidal kholqi thurron..
Wa musi'al kulli birron..
As`alukas baala sitron..
'alal qobaaih wal akhthool..


(Wahai Dzat yang menciptakan segala sesuatu yang ada..
Yang menjamin makhluk-makhlukNya dengan keluasan kemurahanNya..
Aku memohon padaMu.. turunkanlah tabir penutup padaku..
Atas segala keburukan perbuatan dan sifat-sifatku..)

Yaa man yaroo sirro qalbii..
Hasbith thilaa'uka hasbii..
Famhu bi'afwika dzambii..
Washlih qushudii wal a'maal..


(Wahai Dzat yang Maha mengetahui rahasia hatiku..
Sungguh cukup bagiku Engkau mengetahui keadaanku..
Maka hapuslah dosa-dosaku dengan keluasan ampunanMu..
Dan perbaikilah segala tujuan dan perbuatanku..)

Robbi 'alaika'timadii..
Kamaa ilaikas tinadii..
Shidqon wa aqsoo murodii..
Ridloukad daimul haal..


(Robbi.. hanya kepadaMulah aku berpegangan..
Sebagaimana hanya kepadaMulah aku bersandar..
Sungguh benar-benar puncak harapanku..
RidloMu selalu kepadaku.. selamanya..)

...

What's in my heart now..
It's only You that know..
Allah...

(Qasidah li Al-Habib 'Abdullah bin 'Alawy al-Haddaad)

Rabu, 25 Februari 2009

Nasseni el Donya


Nasseni el Donya, tidak tahu kenapa saya suka lagu ini. Padahal saya tidak tahu liriknya, juga tidak paham artinya, hanya saja lagu ini terdengar begitu sedih.

Saking sukanya saya pada lagu yang dinyanyikan oleh Ragheb Allama ini, saya bisa memutarnya berulang-ulang, bahkan semalaman. Kemudian sayapun hanyut dan larut di dalamnya (dalam kesedihan he..he...) dan terkadang sayapun ikut melantunkannya dengan lirik "ngasal" ciptaan saya sendiri he..he...

Akan tetapi malam ini saya mencoba bertanya kepada ustadz saya tentang lagu ini dan alhamdulillah.. ternyata beliau tahu. So sekarang sayapun jadi tahu liriknya dan sedikit mengerti artinya. Ya, terima kasih sedalam-dalamnya saya haturkan kepada beliau: ustadz Google he..he..

Selanjutnya, saya ingin mempersembahkan lagu ini untuk anda. Ya...siapa tahu anda juga menyukainya. Ya, inilah lirik lagu beserta terjemahannya. Sedang lagunya, bisa anda dengar di akhir tulisan saya ini.

Nasseni el Donya (Let Me Forget the World)

Nasseni el donya,
nasseni el 3alam,
dawibny habeeby
iw sibni a2olak ahla kalam.


(Let me forget the world,
let me forget the land,
melt me my darling
and let me tell you the sweetest talk).

Law aliff el donya
law aliff el 3alam,
mosh momkain zayi
gharamak inta alaa2y gharam.

(If I go around the world,
if I go around the land,
it is impossible
to find love like yours).

Law 2aolak inni bahebak,
el hobbi ishwaya 3alaik.
Law sanya ana bab3aid 3annak
barga3 moshta2 li 3anaik.
Dhomni khaleek wayaya
dawibny we doob fi hawaya
ta3ala in3eash agmal ayaam.


(If I tell you I love you,
love is too little.
If I am away from you one second,
I return with desire to your eyes.
Embrace me and be with me,
melt me and melt in my love.
Come and let us live beautiful days).

Kan agmal yoam fi hayaty,
yoam ma 2abaltak ya hayati
ma i2dirtish at-hammel
min ghair ma afakkar lahza la2aitni badoob fi hawak.
khadtiny min kolli elnaas
3isht fi ajmal ehsaas,
we inseet ya habiby eldonya ma3ak

Aaaaah....

(It was the most beautiful day of my life
when I met you o' my life.
I could not bare without thinking for a moment
that I found myself melting in your love.
You took me from everyone,
I lived in a beautiful feeling
and forgot my darling the globe with you).

Ana shaylak gowa i3nayya
we il donya di shahda 3alayya.
Ana ganbak wi bahebak
mosh momkain a2dar ana ya habiby fi yoam ansaak.
Batmana el 3omr iytool
wafdhal ahebak 3ala tool
dana yaama helimt akoon wayak.


(I carry you inside my eyes and the world witnesses me.
I am beside you and love you
and I can not o' my darling forget you.
I wish life to get long
and I remain in love with you for ever.
I always dreamt to be with you).

Law 2aolak inni bahebak,
el hobbi ishwaya 3alaik.
Law sanya ana bab3aid 3annak
barga3 moshta2 li 3anaik.
Dhomni khaleek wayaya
dawibny we doob fi hawaya
ta3ala in3eash agmal ayaam.


(If I tell you I love you,
love is too little.
If I am away from you one second,
I return with desire to your eyes.
Embrace me and be with me,
melt me and melt in my love.
Come and let us live beautiful days).

Dan terakhir, saya ingin berkata pada Ragheb Allama: "Ragheb, tunggulah aku... aku akan menyaingimu...ha..ha..ha..." (he..he..)
(Itu adalah kata-kata yang saya ucapkan ke Ragheb kemaren. Hari ini (1 Maret 2009) album perdana saya sudah keluar, tapi sepertinya belum bisa menyaingi Ragheb hik..hik..)


Noura_Nasseni el Donia - Noura Qalbi


Naseni-Al-Donia - Mazikana_Ragheb_Allama

Kamis, 19 Februari 2009

Dasar Anak Cerdas...!


One day...
"Anak manis... tolong jangan bandel ya... yang nurut sama bu guru... kalian tahu nggak... kalau kalian bandel... gak nurut... nanti anak-anak kalian juga begitu... bandel dan gak nurut sama kalian... kalian mau seperti itu? jadi... sekarang ngaji dulu ya... mainnya udahan dulu... ya'...", begitulah kata saya suatu hari pada mereka.

The day after...
"Bu, mama waktu kecil bandel ya..."
"Hush...tidak boleh bilang begitu..."
"Loh kan bu guru yang bilang...? Kata bu guru kalau aku bandel nanti anak-anakku juga bandel... Nah, akunya kan bandel, jadi dulu waktu kecil.. mama juga bandel dong..."
(Dalam hati) "Aduh...dasar anak cerdas...!

Rabu, 18 Februari 2009

Daftar Buronan Al-Khairaat

Tidak tahu apa reaksi teman-teman saya jika membaca tulisan ini, protes, marah atau...tertawa he..he.. Yang jelas apapun reaksinya mereka tidak akan sampai membunuh atau mengeroyok saya ramai-ramai karena telah memajang foto-foto mereka dalam blog saya, jadi saya tetap akan aman-aman saja:)

Siang tadi di sekolah ada info dadakan tentang sertifikasi (khusus) guru agama. Harusnya info ini sudah lama akan tetapi karena beberapa sebab maka info ini baru sampai tadi. Salah satu syarat dari sertifikasi itu adalah mengumpulkan foto 3x4 sebanyak tiga lembar dan tenggat waktu terakhirnya adalah besok.

"Aduh, saya belum punya foto nih bu Nila, bu nila dah punya belum?"

"Saya juga belum, tapi saya ada negatifnya, cuci kilat aja kali ya..."

(Dalam fikiran saya ini) "Hm..ke tukang foto itu biayanya mahal (jika dibandingkan dengan cetak sendiri), so bikin sendiri aja ah"

"Bu Nur, bu Nur bawa kamera digital tidak?"

"Tidak bu, tapi kalau bu Fitri mau besok saya bawa"

(Dalam fikiran saya ini) "Hm..kalau besok, itu terlalu lama"

Kemudian saya ingat bu Iis, HPnya cukup bagus untuk bikin foto, lagi pula bu Nur bawa kabel data yang biasa untuk men-charging MP3 playernya, itu bisa digunakan untuk HP bu Iis. So...

"Bu Iis, pinjam HPnya ya..."

"Ibu-ibu...siapa yang mau foto, ayoo..silahkan bayar he..he.."

Ya, begitulah ceritanya, akhirnya kitapun bikin foto, jepret sana jepret sini. Aduh...jadi tukang foto dadakan nih... Ya, dan setelah itu, fotopun dipindah ke komputer, diedit dan dicetak. Dan hasilnya...lumayan. "wah bisa bikin usaha sampingan nih..." Begitulah kata teman-teman:)

Selanjutnya...entah kenapa ide iseng saya muncul. Ya, ide untuk memajang foto-foto mereka di internet melalui blog saya. Dan...inilah mereka, daftar buronan dari al-Khairaat he..he... Jangan salah, mereka diburu bukan karena kejahatan akan tetapi karena dibutuhkan.


Bu Iis, seorang ibu bijak yang sangat peduli pada kesehatan, juga sangat disiplin, tegas dan pintar beretorika.:)


Bu Anita. Hm...guru yang satu ini suaranya sangat merdu. Apapun bisa jadi lagu, so pelajaran bahasa Arabpun menjadi mudah deh:)



Bu Maryam, ustazah yang satu ini sangat murah senyum dan tidak pernah marah. Jika anda ingin tahu tentang suatu hukum Fiqih maka tanyalah padanya.



Bu Nur, seorang yang lincah dan gesit. Ya, Valentino Rossipun kalah olehnya he...he... Walaupun begitu jangan tanya ya...kalau ada anak yang bandel, 'cos bu guru yang satu ini sangat tegas.


Bu Nila. Ibu guru yang satu ini saya sangat kagum padanya. Anda mau tahu kelebihannya? Maaf, saya tidak bisa mengatakannya. Karena kalau saya mengatakannya maka dia akan bilang "Ah..bu Fitri..jangan begitu..saya tidak begitu..justru bu Fitrilah yang begitu..." He..he..jadi mental ke saya dong pujiannya.

Dan yang terakhir, it's me...he..he...

Sabtu, 14 Februari 2009

Si Burung Kecil


Hari ini aku ingin sekali menjadi seekor burung kecil. Burung kecil yang bebas terbang ke sana ke mari, burung kecil yang riang, lincah, lucu, kuat, tegar dan berani. Tak pernah menangis walaupun tertusuk duri, tak pernah takut walaupun sendiri dan tak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi. Ya, seekor burung kecil yang selalu berusaha untuk ceria dan bahagia.
"Burung kecil...ayo terbanglah.. menarilah... kepakkan sayap kecilmu di angkasa yang biru. Burung kecil, watashi wa ai shitaru".

A Moment with Muja


Muja, dia adalah sahabat saya. Belum lama saya mengenalnya, akan tetapi seperti sudah sangat lama rasanya. Sosoknya seperti...hm.. seorang kakek tua yang berjenggot sangat panjang (he..he.. yang benar usianya baru tiga puluh tahun, jadi bukan seorang kakek-kakek).

Muja, hm.. sebenarnya saya (merasa) belum pernah bertemu muka dengannya, walaupun selama beberapa tahun kami pernah berada di kampus yang sama, fakultas yang sama dan jurusan yang sama pula. Tidak hanya itu, selama beberapa tahun juga saya pernah nyantri di tempat yang sama dengannya. Hm..lucu dan aneh. So kemudian, bagaimana saya mengenalnya? Jawabannya adalah lewat sms he..he..

Oya, kenapa tadi saya menggambarkan sosok Muja sebagai seorang kakek tua berjenggot panjang, padahal dia bukanlah seorang kakek-kakek? Karena menurut saya, Muja adalah seorang yang bijak. Seorang yang bisa menghadirkan ketenangan di kala gundah saya, meneteskan butiran-butiran embun yang sejuk ke dalam hati saya. Dan berikut ini adalah salah satu kisah saya dengannya.

Sabtu, 27 Januari 2009.


Hati saya sangat gundah dan gelisah. Sepulang dari warnet, saya teringat lagi dengan seseorang dari masa lalu saya. Seseorang yang mengukirkan sebuah kenangan yang indah sekaligus perih, sangat perih. Malam itu, saya sudah tak kuasa lagi membendung air mata. Maka, menangislah saya sambil berjalan kaki pulang menuju “rumah“ kos. Saat itulah saya teringat dengan Muja, sahabat saya. Maka sayapun mengirim sms padanya.

+: “Muja, hatiq gelisah sekali. Bayangan masa lalu kembali mengusik. Entah kenapa ia begitu susah dilupakan. Kadang bisa lupa n kadang datang kmbali. Muja, q ingin sekali tinggalkan samuanya n bersimpuh di pintu-Nya”. (08.23 pm)

-: “Fit, da pa? telp boleh kok klo mo crhat”. (08.27 pm)

+: “Muja, tolong aq.. aq ingin sembunyi. Aq gak mau melihat/mendengar dia lagi. Pulsaq gak cukup u/telp. Lagi pula ngapain dengerin orang nangis”. (08.34pm)

-: “Ya udah klo gitu, aku jadi ingat Email Durkhaim tentang mengapa wanita lebih sedikit bunuh dirinya dari pada laki2, karena wanita mau menangis. Hm menangislah, semoga semuanya kan lebih baik. Maaf!”. (08.39)

+: “Email gigi apa email: electric mail? Emile Durkheim, bukan email he2. Aq dah selesai nangisnya. Makasih ya muja, mulai hari ini kamu jadi teman baikq ya...”. (08.43 pm)

-: “Gk pa2 klo kesalahan tu malah bisa membuatmu tertawa, berarti da hikmahnya”. (08.45)

Ya, begitulah cerita singkat saya dengan Muja he..he.. Dan terakhir, untuk kakek Muja, “Makasih ya kek... kakek sudah mau menemani saya dan meladeni segala polah saya. Semoga Allah balas kebaikan kakek, semoga Ia curahkan segala kebahagiaan untuk kakek dan nenek (alias sang diajeng kakek itu loh he..he..) dan semoga kakek bisa mendapat apa yang kakek inginkan”. Amin

Minggu, 08 Februari 2009

Cinta...??? (episode 1)


You'll never know what love is until you feel it(kamu tidak akan pernah tahu apa itu cinta sampai kamu mengalaminya), begitulah yang pernah saya tulis dalam buku catatan saya beberapa tahun yang lalu. Kemudian, setelah kita tahu rasanyapun mungkin kita masih punya kesulitan dalam hal memverbalisasikannya, menterjemahkan rasa yang abstrak itu ke dalam kata-kata.

Hm...cinta, apa itu cinta? Sejenak mata saya terpejam (he..he.. ini ajaran teman saya) mencoba berfikir, menggali memori tentang cinta. Sejurus kemudian meluncurlah sebuah kalimat dari mulut saya: "Love is like a flower that lean toward the sun" (cinta itu bagaikan bunga yang condong ke arah matahari).

Hm.. sebenarnya kata-kata ini tidak murni dari saya. Ketika saya sedang berfikir tadi, mencoba mencari dan memutar video memori tentang diri saya ketika mencinta (aduh..kok diri sendiri dijadikan obyek ya..he..he..) maka saya mendapati mata, hati, fikiran dan laku saya mengarah pada orang yang saya cinta. Mata saya hanya memandangnya, hati saya hanya miliknya, fikiran saya hanya memikirkannya dan semua yang saya lakukan adalah untuk kebahagiaannya he..he..he..

Kemudian sayapun jadi teringat pada lagu yang dinyanyikan oleh salah satu anggota spice girl yang bernama Melanie Brown, begini syairnya:
I turn to yo...
Like flower leaning toward the sun
I turn to you ‘Cause you’re the only one
Who can turn me arround
When i’m upside down
I turn to you.....

Selain itu, samar-samar saya teringat pada definisi yang diberikan oleh Abu Hamid al-Ghazali tentang cinta. Menurut al-Ghazali, cinta adalah condongnya hati pada sesuatu yang indah. Ya, hati kita ini memang cenderung suka pada yang indah-indah. Sebagai contoh, saya lebih suka pada baju yang berwarna hitam daripada yang berwarna merah he..he.. Karena, buat saya hitam itu indah. Jadi keindahan itupun relatif sifatnya, so demikian juga dengan cinta. Anda tidak perlu menjadi terheran-heran jika mendapati fakta bahwa ternyata orang yang saya cinta itu tidaklah terlalu tampan, atau bahkan sangat jauh dari tampan menurut ukuran anda. Mungkin dari segi fisik dia hitam kulitnya, kribo rambutnya dan lain-lain. Akan tetapi di balik itu semua terdapat suatu keindahan yang luar biasa yang bila anda melihatnya maka mungkin andapun akan jatuh cinta padanya.

Ya keindahan itu memang tidak terbatas pada keindahan lahir (fisik) saja melainkan juga keindahan batin (inner beauty). Keduanya sama-sama bagaikan magnet yang mempunyai daya tarik yang kuat. Hanya saja bedanya yang pertama seperti magnet yang terbuat dari besi (kemagnetannya sementara dan mudah hilang) sedangkan yang kedua terbuat dari baja (permanen dan tidak mudah hilang). Jadi, saran saya jika ada seseorang yang mencintai anda maka janganlah itu karena ketampanan/kecantikan lahir anda. Cinta yang demikian itu tidak bertahan lama karena ketampanan/kecantikan itu tidaklah abadi. Cinta karena ketampanan/kecantikan akan memudar dan menghilang bersama pudar dan hilangnya ketampanan/kecantikan itu.

Saran saya lagi, perkuatlah magnet baja anda. Pertampanlah/percantiklah keindahan batin anda. Karena sekali pesonanya menarik seseorang maka akan sangat susah bagi dia untuk bisa lepas dari anda he..he..he..

Bersambung...

Minggu, 01 Februari 2009

Cermin


Malam ini saya bertekad untuk membuat sebuah tulisan. Setelah selesai sholat, baca tabarok dan waqi'ah, sayapun mengambil kerudung, melipat-lipatnya dan kemudian mengikatkannya di kepala saya. Sambil menoleh sebentar ke dinding kamar yang penuh dengan gambar bunga-bunga sakura, saya singsingkan lengan baju dan kemudian mulai menulis. (he..he..kayak mau maju ke medan perang saja ya...)

Cermin. Berbicara tentang cermin, saya jadi teringat dengan cerita tentang putri salju dan ibu tirinya. Sang ratu (ibu tiri putri salju) yang jahat dan gila kecantikan itu setiap hari selalu bertanya pada cermin ajaib yang ada di dinding kamarnya: "Cermin..cermin..di dinding, siapakah perempuan yang paling cantik sedunia?". Jawab cermin, "Engkaulah yang paling cantik wahai ratu...". Dan kemudian sang ratupun tertawa patah-patah ha..ha..ha..ha..

Hm.. sejenak saya berhenti menulis, berdiri di depan cermin, lalu bertanya padanya, "Cermin..cermin..di dinding, siapa makhluk yang paling manis sedunia?" Cermin saya diam tidak menjawab, akan tetapi saya melihat bayangan sesosok manis di sana he..he...

Saya lanjutkan lagi. Berbicara tentang cermin, saya jadi teringat pada peristiwa beberapa hari yang lalu. Ya, peristiwa yang menginspirasi saya untuk membuat tulisan ini. Begini ceritanya. Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Kamis, saya inval mengajar di sebuah kelas anak laki-laki yang.. masyaallah...super aktif. Sisa waktu yang yang seharusnya digunakan untuk mengerjakan latihan matematika itupun saya cut. Saya tergelitik untuk memberi nasehat, saya tanya mereka, "Anak-anak yang sholeh, siapa yang pagi ini sudah bercermin..?" Jawab mereka, "Saya bu...". "Trus..apa yang dilihat di dalam cermin?" Jawab mereka,"Wajah anak ganteng bu...". "Ya.. ya.. wajah kalian memang ganteng-ganteng semua, tapi kalian tahu tidak? Sesungguhnya yang dilihat Allah pada diri kalian bukanlah wajah, akan tetapi hati. Percuma saja wajah kalian ganteng kalau akhlaknya tidak ganteng. Cobalah kalau kalian bercermin, jangan hanya melihat wajah luar kalian saja, tapi lihatlah apa yang ada dalam diri kalian. Ketika kalian bercermin, kalian melihat o..ternyata di dalam cermin itu ada bayangan anak yang tidak patuh pada orang tua, ada bayangan anak yang tidak hormat pada guru, ada bayangan anak yang tidak menghargai teman, ada bayangan anak yang suka berkata-kata kotor, ada bayangan anak yang suka main-main dan malas belajar, kalian suka tidak anak seperti itu?" Jawab mereka, "Tidak bu..". "Kalau kalian saja tidak suka sama diri kalian yang seperti itu, bagaimana orang lain akan suka pada kalian?". "Jadi sekali lagi, mulai hari ini, cobalah kalau kalian bercermin jangan hanya melihat wajah atau rupa luar kalian saja akan tetapi lihatlah apa yang ada di dalam diri kalian. Semoga kalian menjadi anak yang sholeh, pintar dan berakhlak mulia". Kemudian sayapun menyudahi pelajaran saya, dan juga tulisan saya.

Terakhir, saya kembali berdiri di depan cermin, dan kali ini saya melihat sesosok makhluk yang penuh dengan kekurangan. Sesosok makhluk yang kurang bersyukur, sesosok makhluk yang lemah namun sering durhaka dan menyatakan perang pada Sang Khaliqnya yang Maha Rahman dan Maha Kuat.

Allahumma ighfirlii wa li waalidayya wa lil mu'minina wal mu'minaat al-ahyaa'i minhum wal amwaat... Amin.

Minggu, 11 Januari 2009

SMS Do'a


Beberapa hari yang lalu, saya mencoba mencari inspirasi untuk tulisan saya. Sembari membolak-balik sebuah buku, tiba-tiba ide itu datanglah. Ide untuk meminta bantuan teman-teman saya untuk menyumbangkan pemikiran mereka dalam tulisan saya. Ide untuk bertanya kepada mereka lewat sms tentang suatu tema sebagaimana yang kadang-kadang saya lakukan ketika saya tidak ada kegiatan. Saya tulis satu pertanyaan, lalu saya kirim ke teman-teman saya. Dan beberapa saat kemudian, sms balasan dari merekapun berdatangan. Lalu sayapun asyik membaca jawaban-jawaban dari mereka yang beragam tentunya. Kadang-kadang saya tersenyum jika ada jawaban yang lucu, tapi pernah juga ada jawaban yang menegangkan. Ya, apapun jawaban mereka saya sangat berterima kasih karena mereka tidak mengabaikan saya, dan mereka telah menghibur dan memberikan kesenangan pada saya. Ya, ini memang keisengan yang menyenangkan. Akan tetapi keisengan ini bukannya tanpa arti melainkan juga memberi banyak pelajaran untuk saya. Dan, inilah sms pertanyaan saya (+) berikut sms-sms jawaban (-) dari mereka.


+: "Jika hari ini adalah hari terkabulnya do’a, maka apa yang kamu minta pada Allah? (hanya satu permintaan saja, tidak boleh lebih)".

(Noura Qalbi, 08-jan-09, 12:23 am)


-: "Menginginkan kehidupan yang sempurna...dgn ketrentaman lahir batin.. Jika pertanyaan tak balik, do'a dan harapan apa yang selama ini belum jadi kenyataan?"

(A.R., 12:38 am)


-: "Aku hanya pingin ketemu Tuhan".

(Kh., 12:40 am)


-: "Iman yang selalu menempel dalam jiwaku, namun ketidaksempurnaan seseorang berujung pada kelalaian yang terkadang lupa dari apa dia dijadikan. Sungguh aku berterima kasih, sampai detik ini aku masih diberi kesempatan untuk berdo'a".

(N.S., 12:42 am)


-: "Suami... untuk dunia dan akhirat. he3x"

(S.B., 12:42 am)


-: "Rabbunallah!"

(Mj.,01.21 am)


-: "Rabbana atina fid dunya khasanah wa fil akhiroti khasanah wa qina 'adzaban naar..."

(Nf., 01:24 am)


-: "Minta keridloannya Allah SWT".

(Hb.J.S., 01:24 am)


+: "Minta keridloan, sama minta hidayah agar bisa menuju dan melakukan hal-hal yang diridloi Allah SWT bagusan mana bib?"

(N.Q., 01.31 am)


-: "Katanya satu saja, terus kalau Allah sudah ridlo dgnnya pasti Allah akan memudahkan baginya untuk melakukan yang diridloiNya. Hadis mengatakan Kullan muyassarun limaa khuliqo lahu."

(Hb.J.S., 01.33 am)


-: "Bertemu denganmu di surgaNya. Klo mbak f3 apa?"

(L.B., 01:51 am)


+: "Amiin Insyaallah terkabul. Terima kasih sudah ingat aku dalam do'amu".

(N.Q., 01:55 am)


-: "Hamba minta akhir yang baik, khusnul khotimah".

(M.A., 04:07 am)


-: "Hanya satu, yaitu selalu dalam ridloNya".

(M., 04:24 am)


-: "Minta semua hari menjadi hari terkabulnya doa".

(Z.A., 04:32 am)


(Ya Insyaallah semua doa kita selalu dikabulkan oleh Allah, kapanpun kita berdoa. Dan tentu saja dengan caraNya).


-: "Maaf baru balaz... jujur ya 3, aku gak tahu kalau ditanya seperti ini, karena terlalu banyak keinginannn Tapi kalau pilih salah satu dan itu satu-satunya and terakhir Aq ingin Allah memberiku kehidupan yang baik dunia dan akherat".

(M., 04:46 am)


-: "Kalau kamu minta apa f3?"

(Z., 06:49 am)


-: "Aku minta kepada Allah agar aku bisa lulus cpns. Kalau kamu mintanya apa Fit?"

(S., 08:25 am)


-: "Meminta ampunan serta rahmatnya".

(A.M., 08:44 am)


+: "Satu saja".

(N.Q., 08:47 am)


-: "Ya, itu kan cuma satu kalimat".

(A.M., 08:51 am)


-: "Innallaha ma'ana".

(A.M., 09:37 am)


-: ''Aku pingin kebahagiaan buat seluruh keluarga kecilku. Sory baru balas, maklum ibu rumah tangga, banyak pekerjaan".

(S.R., 09:14 am)


-: "Maaf, sebagai hamba Allah sih husnoz zon aja, kalau setiap do'a kita selalu didengar dan dikabulkan olehNya. Kalau gak sekarang ya.. di lain waktu. Adakah hujjah bahwa hari ini diijabahi?"

(N.H., 09:50 am)


-: "Jika hari ini hari terkabulnya do'a kenapa hanya satu do'a? aku akan memanjatkan sebanyak mungkin".

(Al.,10:09 am)


(Ya shobat, panjatkanlah do'a sebanyak mungkin. Aku juga akan berdo'a untukmu)


-: "Aku hanya ingin rahmat dari Allah SWT, karena dengan rohmat tentu aku selalu dalam lindungan dan bimbingannya".

(M.R., 10:09 am)


-: "Q ingin kamu jadi istriku... gimana..?"

(Ns., 10:13 am)


-: "Karena Allah Ghony dan al-Mughny, maka saya ada dua permintaan saja. Berikanlah aku semua kebaikan di dunia dan akhirat. Kamu minta apa?"

(M.A., 9-Jan-09, 06:17 pm)


-: "Aku baru punya pulsa he3x. Aku ingin semua aktifitasku hari ini lahir batin mendapat berkah dari Allah. Aamiin... Pa kabar jeng?"

(D.O., 9-Jan-09, 06:57 pm)


Ya itulah sms-sms balasan dari teman-teman saya tentang do'a mereka. Dan terakhir sepertinya tidak adil kalau saya tidak menjawab pertanyaan balik dari teman-teman saya: "Kamu minta apa?" Dan jawaban saya adalah saya minta apa yang telah diminta oleh Rasulullah SAW. "Allahumma inna nas'aluka maa sa'alaka bihii habibuka sayyiduna Muhammad shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam" (Ya Allah kami meminta kepadamu apa yang sudah diminta oleh kekasihMu nabi Muhammad SAW). Amiin...


Hm.. kira-kira yang pernah diminta Rasulullah itu apa ya....? He..he.. banyak tentunya, tidak cuma satu saja. Dan yang jelas insyaallah semuanya adalah yang terbaik.


Oya, kalau anda, apa do'a anda?